Senin 02 Dec 2013 13:57 WIB

MUI: Pekan Kondom Nasional Menyakiti Umat Islam

Rep: Rosita Budi Suryaningsih/ Red: Karta Raharja Ucu
Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tengku Zulkarnaen
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tengku Zulkarnaen

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wasekjen MUI, Tengku Zulkarnaen geram mendengar program terbaru Menteri Kesehatan, Nafsiah Mboi pada 1-7 Desember 2013, yakni membagi-bagikan kondom gratis kepada para pemuda yang belum menikah.

Pembagian kondom gratis bertajuk Pekan Kondom Nasional itu digelar dalam rangka memperingati hari AIDS sedunia. Selain untuk memberikan edukasi, program kegiatan ini juga akan memberikan kondom secara gratis pada anak muda.

Menurutnya, program tersebut meresahkan dan menyakiti hati umat Islam karena tidak sesuai dengan tuntunan Islam. Ia menyebut program tersebut justru menjurus pada pembolehan melakukan perzinahan.

Tengku mengatakan, Menkes memang banyak melakukan program kontroversial, yang tidak sesuai dengan pandangan umat Islam. Sebelumnya, Menkes sengaja menantang umat Islam, yaitu dengan membuat gerakan menolak sertifikasi obat halal dan membuat gerakan menghapuskan khitan atas wanita. “Padahal itu merupakan hak umat Islam,” ujarnya, Senin (2/12).

Menurut Tengku, program membagi-bagikan kondom adalah niat terselubung yakni membolehkan pemuda melakukan perzinahan. “Bagaimana tidak? Orang yang tidak beristeri diberi kondom. Bukankah ini sama dengan memberikan alat untuk berzina?” ujarnya geram.

Ditegaskan Tengku, sial betul negeri ini jika dana masyarakat dipakai untuk menjerumuskan para pemuda penerus bangsa ke dalam dunia perzinahan. Ia berujar, DPR RI atau Presiden harus memanggil Menkes mempertanggungjawabkan dana APBN yg dipakainya serta prosedur yang dipakai apa sudah sesuai dengan mekanisme pengeluaran belanja negara.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement