REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi VIII DPR RI Fraksi Partai Golkar, Tb Ace Hasan Syadzily menilai Pekan Kondom Nasional (PKN) sangat tidak edukatif.
"Kegiatan kampanye ini, justru lebih banyak menonjolkan aspek penggunaan kondomnya daripada unsur edukasi reproduksi dan pendidikan seks bagi masyarakat," ujar Ace di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (2/12).
PKN digelar selama satu pekan, dari 1-7 Desember dalam rangka memperingati Hari Aids se-Dunia yang diselenggarakan Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Kemenkes dan KPAN juga menggandeng sebuah perusahaan kondom dalam program tersebut.
Peluncuran PKN dipusatkan di Cilandak Town Square (Citos) Jakarta Selatan, Ahad (1/12) dengan acara pembagian kondom secara gratis dan peluncuran bus keliling mengkampanyekan kondom.
Ace menegaskan, kampanye PKN lebih menonjolkan kondomnya. "Ini terbukti dengan pembagian kondom secara gratis kepada masyarakat. Apalagi visualisasi penggunaan kondom ini dilakukan secara terbuka. Jika tujuan program ini adalah melakukan edukasi dan pendidikan seks bagi masyarakat agar terhindar dari virus HIV, maka seharusnya yang dikedepankan bukan penggunaan kondomnya," paparnya menegaskan.
Menurut politikus Partai Golkar ini, kampanye penggunaan kondom lebih banyak mudaratnya daripada manfaatnya.
"Saya mengkhawatirkan kegiatan PKN tersebut justru mendorong permisvitas masyarakat, apalagi anak-anak muda, untuk menggunakan kondom sebagai alat kontrasepsi dan digunakan tanpa ikatan yang sah," tutur Ace.
Sebaiknya, masih kata Ace, kampanye kondom tesebut dilakukan pada kalangan-kalangan terbatas dan tempat khusus yang diduga menjadi tempat potesial terjadinya penyebaran virus HIV/AIDS. "Kampanye kondom dalam sepekan ini tidak tepat sasaran," katanya mengakhiri.