Selasa 10 Dec 2013 22:31 WIB

SBY Minta Gubernur Tak Malu Minta Bantuan

Rep: Esthi Maharani/ Red: Mansyur Faqih
 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta agar para gubernur tidak perlu malu untuk meminta bantuan. Khususnya ketika ragu untuk menggunakan anggaran. 

Menurutnya, ada kecenderungan para pejabat, termasuk di daerah, takut disangka korupsi ketika menggunakan anggaran atau mengambil kebijakan tertentu. 

"Ada masalah di sana sini membuat pejabat daerah ragu untuk menggunakan anggaran. Kalau ada masalah, maka segera carikan solusinya, jangan dibiarkan. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) berikan solusi," katanya di Istana Bogor, Selasa (10/12). 

Ia mengatakan, pembangunan harus tetap berjalan. Jika ragu untuk mengambil keputusan, maka ada baiknya berkonsultasi dan mencari solusi bersama lembaga yang dianggap mumpuni. Hal itu perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya tindak pidana korupsi atau ketidaktahuan yang berujung pada ranah hukum. 

"ilosofi kita adalah mencegah, jangan sampai ada kesalahan. Bukan menjebak. Saya ingin kita makin tertib bernegara, kita makin bersih, oleh karena itu pemberantasan korupsi harus jalan," katanya.

Sebelumnya, dalam puncak peringatan Hari Antikorupsi kemarin, SBY pun sempat menyinggung tentang adanya fenomena keraguan para pejabat daerah menggunakan anggaran atau mengambil keputusan. 

Ketakutan disangka korupsi itu dinilai sedikit banyak akan berdampak pada pembangunan. Pejabat daerah akan ragu mengucurkan dana sehingga penyerapan anggaran dan pembangunan justru terhambat. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement