Sabtu 28 Dec 2013 11:44 WIB

Usut Dugaan Korupsi 'Legislatut'

Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah seusai menjalani panggilan pemeriksaan ,di gedung KPK, Jakarta, Jumat (27/12).
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah seusai menjalani panggilan pemeriksaan ,di gedung KPK, Jakarta, Jumat (27/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Aliansi Independen Peduli Publik (ALIPP) Uday Suhada mengungkapkan, sikap para anggota DPRD Banten yang tetap mempertahankan Ratu Atut Chosiyah sebagai Gubernur Banten melukai hati rakyat Banten.

"Mereka tidak menggunakan hati, tetapi lebih mengedepankan kepentingan diri dan uang,"ujar Uday saat dihubungi RoL dari Jakarta, Sabtu (28/12). Padahal, ujar Uday, tiga pimpinan DPRD Banten, ketika Atut ditetapkan sebagai tersangka KPK, meminta agar Atut mundur dari jabatannya sebagai gubernur. 

"Tapi pada rapat pimpinan mereka dengan suara bulat mempertahankan Atut sebagai gubernur,"jelasnya. Menurutnya, tidak konsistennya sikap para anggota dewan yang kini tenar dengan nama 'legislatut' tersebut menunjukkan adanya rangkaian gratifikasi. Untuk itu, Uday meminta KPK untuk mengusut indikasi tersebut.

Menurutnya, para anggota badan anggaran (Banggar) DPRD pun sempat diduga menerima mobil mewah dari Tubagus Chaeri Wardhana yang kini sudah ditetapkan sebagai tersangka. "Ini bagian dari rangkaian itu,"jelasnya.

Dia mengungkapkan, kasus tersebut sebenarnya sudah dilaporkan kepada penegak hukum seperti Kejaksaan Tinggi dan Polda Banten. Akan tetapi, laporan tersebut tidak pernah diproses. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement