REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Masih banyak ditemukan jajanan anak-anak di sekolah-sekolah SD di Depok yang berbahaya. Makanan tersebut mengandung unsur formalin, boraks, dan zat pewarna tekstil serta minuman oplosan yang memakai es batu balok.
Demikian diungkapkan Yulia Oktavia, Kepala Seksi (Kasie) Pengawasan Obat dan Makanan (POM), Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemerintah Kota (Pemkot) Depok, di Balaikota Depok, Jawa Barat (Jabar), Senin (17/3).
"Kami hanya bisa melakukan tindakan pencegahan dengan merazia para pedagang jajanan dan meminta kesadaran para pedagang untuk tidak menjual makanan dan minuman yang berbahaya."
Selain itu, Yulia mengaku memberikan penyuluhan dan edukasi kepada anak-anak, para guru, orang tua murid dan masyarakat mengenai makanan dan minuman berbahaya yang tidak layak dikonsumsi.
Diungkapkan Yulia, makanan dan minuman berbahaya yang masih banyak dijual para pedagang di sekolah-sekolah yakni bakso, tahu, cilung, soun, cilok, kerupuk dan chiken nugget yang mengandung formalin.
Lalu makanan bakso, batagor, makaroni, brondong jagung, selai roti, lontong, cincau dan roti burger yang mengandung boraks. Makanan yang mengandung zat pewarna tekstil, yakni permen, sosis, gulali, kerupuk dan es mambo.
Sedangkan untuk minuman, ditemukan beragam macam minuman yang dioplos sendiri dengan menggunakan es batu balok. Dia menjelaskan, hasil sampling minuman di tes laboratorium, balok es mengandung 31 persen bakteri. Penyumbang bakteri terbesar terdapat di es batu balok yang memang sebenarnya dilarang untuk dikonsumsi.
"Es batu balok itu kan sebenarnya untuk pendingin ikan, apalagi es batu balok itu airnya tidak dimasak,'' tutur Yulia.