Ahad 27 Apr 2014 18:26 WIB

Orang Tua Sekolah di London Khawatirkan Kasus Vahey

Rep: Gita Amanda/ Red: Mansyur Faqih
William James Vahey in 2013 (left) and 1986
Foto: Document/FBI files
William James Vahey in 2013 (left) and 1986

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nama William Vahey tengah ramai diperbincangkan. Pria 64 tahun tersebut merupakan terdakwa kasus pedofilia di sejumlah sekolah di beberapa negara. Korban pria yang tewas bunuh diri 21 Maret lalu, mencapai 90 anak laki-laki.

Dilansir dari BBC News, Senin (28/4), orang tua di sebuah sekolah swasta di London, tempat Vahey pernah mengajar dan diduga sempat melakukan tindakan pedofil, akan bertemu dengan polisi dan FBI.

Mantan kepala inspektur sekolah Sir Chris Woodhead mengatakan, pertemuan akan digelar pada Senin. Tapi tak menjelaskan waktu dan lokasi tepatnya. "Kami ingin orang tua dapat mengekspresiikan keprihatinan mereka dan mengungkapkan apa yang mereka rasakan," ujarnya.

Sir Chris juga berharap, polisi, staf perlindungan anak Westminster dan NSPCC, bisa turut hadir. Menurutnya, kecemasan orang tua bisa ditebak dan mereka menginginkan informasi secepat mungkin. Terutama mengenai apakah ada foto anak mereka di komputer Vahey.

Sebelum Vahey bunuh diri, penyidik menggeledah sebuah drive komputer miliknya. Di dalamnya penyidik menemukan banyak gambar-gambar porno, anak-anak usia 10-14 tahun. Sir Chris menggambarkan peristiwa itu sebagai 'hal terburuk' dalam 40 tahun kariernya di dunia pendidikan.  

Vahey selama ini mengajar di sejumlah sekolah. Ia diperkirakan kerap menyalahgunakan profesinya sebagai guru di sekolah-sekolah tempat ia mengajar. FBI mengatakan, korban Vahey biasanya dibius hingga tak sadarkan diri. Bahkan beberapa dari mereka mungkin tak tahu mereka telah dilecehkan.

Foto sejumlah siswa ditemukan di dalam komputer milik Vahey. Penyelidik FBI mengatakan, foto layaknya katalog dengan tanggal dan lokasi sejak 2008. Vahey sempat dihukum atas kejahatan pelanggaran seksual pada anak di California, pada 1969. Namun tampaknya hukuman tersebut belum berhasil memasukkannya sebagai pelaku pelanggaran seksual. Sehingga ia masih bisa bekerja di sejumlah sekolah.

Dalam sebuah surat pada orang tua pada Jumat (25/4), Kepala Eksekutif di Southbank Graham Lacey mendesak setiap murid yang mengalami pelecehan untuk melapor. Dalam suratnya ia menuliskan, sebagai staf merasa kesal, marah dan dikhianati oleh Vahey. "Kami bisa membayangkan, apa yang dirasakan oleh orang tua," ujarnya.

Surat juga menjelaskan rincian pemeriksaan yang pernah dilalui Vahey saat akan bergabung dengan sekolah. Termasuk pemeriksaan Rekam Biro Pidana (CRB) yang merupakan prosedur standar. Pemeriksaan kedua dilakukan tiga tahun kemudian, hasilnya sama positif. 

Lacey menambahkan, tiga referensi sekolah yang diperoleh Vahey menyebutnya luar biasa dan secara khusus tak ada masalah dengan keamanan. Lacey mengatakan, Vahey bahkan merupakan salah satu guru yang sangat populer.

Sejumlah orang tua, menurut Lacey, bahkan menyatakan kesedihannya saat Vahey dulu meninggalkan sekolah. Vahey selama ini mengajar di sejumlah sekolah internasional. Ini membuat FBI percaya, korbannya berasal dari seluruh dunia. 

Vahey terakhir mengajar di sekolah Nikaragua di Managua. Ia juga diduga melakukan pelecehan dengan memberikan korbannya pil tidur sebelum melecehkannya. Dari catatan FBI, Vahey sempat bekerja di sejumlah sekolah. Antara lain, American Nicaraguan School (2013- Maret 2014), Southbank International School, London, United Kingdom (2009-2013),  Escuela Campo Alegre, Caracas, Venezuela (2002-2009), Jakarta International School, Indonesia (1992-2002).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement