REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pro dan kontra terjadi atas rencana penutupan lokalisasi dolly oleh Pemerintah kota (Pemkot) Surabaya, Jawa Timur. Sebanyak 58 Organisasi Masyarakat (Ormas) Islam mendukung penuh penutupan dolly.
Ketua Umum Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (NU), Jawa Timur, KH Mutawakkil mengatakan, NU dengan tegas mendukung penuh terhadap rencana Pemkot Surabaya untuk menutup lokalisasi dolly. “NU juga siap untuk membantu jika memang dibutuhkan oleh Pemkot,” ujar KH Mutawakkil, Ahad (18/5) kepada RoL.
Lokalisasi dolly, lanjut Kiai Mutawakkil, lebih banyak mendatangkan madharat daripada manfaatnya. Untuk itu, katanya, penutupan lokalisasi dolly harus segera dilakukan sebelum bulan Ramadhan.
Ia menilai, pihak yang menolak terhadap penutupan lokalisasi dolly merupakan orang yang memiliki kepentingan di tempat tersebut. Menurutnya, mereka adalah orang yang bermain di dalam lokalisasi tersebut.
Ia menuturkan, Pemkot Surabaya telah mempersiapkan pekerjaan kepada para perempuan pekerja seks komersial tersebut. Jadi, kata Kiai Mutawakkil, Pemkot Surabaya tidak akan menelantarkan para pekerja seks setelah lokalisasi tersebut ditutup.
“Pemkot ingin memberi pekerjaan yang terhormat, dan pemkot sudah menyiapkan anggaran yang besar,” katanya.
Namun, tidak semua Ormas mendukung penuh terhadap rencana penutupan lokalisasi dolly. Seperti, Ormas Laskar Putih dan Pagar Jati. Kedua ormas tersebut menginginkan pemerintah menutup tempat hiburan malam terlebih dahulu sebelum menutup lokalisasi dolly.