Senin 26 May 2014 15:55 WIB

OJK Akan Tinjau Ulang Kebijakan Terkait Lingkungan Hidup

Rep: Satya Festiani/ Red: Muhammad Hafil
Logo OJK
Foto: ist
Logo OJK

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan meninjau ulang regulasi yang berkaitan dengan lingkungan hidup. Peninjauan tersebut merupakan salah satu lingkup kerja sama yang dilakukan antara OJK dengan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH).

Ketua Dewan Komisioner Muliaman D Hadad mengatakan, saat ini telah ada Peraturan Bank Indonesia (PBI) yang mengatur kualitas kredit. OJK dan KLH akan meninjau apakah diperlukan aturan baru.

"Kita lihat, ada nggak aturan-aturan yang perlu kita keluarkan sebab di bank itu sudah ada penetapan aturan kualitas kredit. Jadi misalnya bank itu kasih kredit pada perusahaan yang rusak lingkungan itu kualitasnya kami turunkan," ujar Muliaman yang ditemui usai Penandatanganan Nota Kesepahaman antara OJK – Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), Senin (26/5).

Sebelumnya, BI telah mengeluarkan aturan no 14/15/PBI/2012 tentang penilaian kualitas aktiva bank umum. Dalam PBI tersebut, bank harus memperhatikan aspek lingkungan hidup dalam menilai kualitas aktiva (kredit/pembiayaan).

Deputi Komisioner Pengawasan Perbankan OJK Mulya Siregar mengatakan, OJK dan KLH akan meninjau apakah PBI tersebut masih cocok dengan situasi sekarang. "Dulu kan setiap bank yg mau memberikan kredit ada penilaian AMDAL-nya si debitur. Apakah dengan PBI yang ada sudah cukup dengan kondisi yang sekarang," ujarnya. PBI tersebut juga akan diharmonisasikan dengan ketentuan KLH. 

Selain harmonisasi kebijakan di sektor jasa keuangan dengan kebijakan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, ruang lingkup dari kerja sama OJK dan KLH meliputi penyediaan dan pemanfaatan data dan informasi lingkungan hidup untuk pengembangan jasa keuangan berkelanjutan, penelitian atau survei dalam rangka penyusunan konsep kebijakan di bidang jasa keuangan berkelanjutan dan peningkatan kapasitas dan kompetensi sumber daya manusia (SDM) sektor jasa keuangan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement