Selasa 27 May 2014 10:59 WIB

Capres-Cawapres Perlu Pertajam Visi dan Misi Soal Ekonomi Syariah

Ekonomi syariah (ilustrasi)
Foto: aamslametrusydiana.blogspot.com
Ekonomi syariah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dua pasangan capres-cawapres telah memaparkan visi dan misi mereka. Namun dari masing-masing pasangan, belum ada yang secara eksplisit menekankan terhadap pengembangan ekonomi syariah di Indonesia. 

Padahal masih banyak sekali ruang dari ekonomi syariah yang dapat dikembangkan ke depan. 

"Tahun lalu ada tantangan likuditas untuk perbankan syariah, tapi ekonomi syariah market share-nya baru lima persen. Artinya masih banyak sekali ruang untuk dikembangkan ke depan," ujar Rizky Wisnoentoro, akademisi Taylor's University School of Communication untuk bidang Financial Public Relations, International Public Relations, dan Reputation Management dalam perbincanganya dengan ROL, Senin (26/5). 

Di negara-negara lain seperti Inggris dan Amerika Serikat misalnya, ekonomi syariah dilihat sebagai pilihan yang luas. Masyarakat bebas memilih untuk menggunakan jasa keuangan konvensional ataupun syariah, sekalipun mereka bukan muslim. 

"Nah, dengan market share yang baru lima persen saja Indonesia sudah duduk di lima besar Islamic Finance dunia. Bayangkan apa jadinya kalau ini dikelola lebih serius?," kata Rizky yang juga Peneliti Strategic Reputation Management and CSR ini. 

Selain itu ASEAN Economic Committe (Masyarakat Ekonomi ASEAN) juga sudah menunggu di depan mata, tepatnya di tahun 2015 mendatang. Tapi sampai saat ini belum ada satu pasangan calon yang menjabarkannya secara eksplisit, bagaimana visi mereka untuk ini semua dalam lima tahun ke depan. 

"Sudah waktunya untuk para tim sukses mempertajam aspek visi dan misi ini, bukan sekadar popularitas survey," kata dia. 

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement