REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Derah (DPRD) Kota Surabaya, Jawa Timur (Jatim), M Machmud mencurigai aksi tulis surat yang dilakukan pekerja seks komersial (PSK) lokalisasi prostitusi Dolly dan Jarak untuk Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) maupun Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) tidak murni ditulis para PSK. Melainkan oknum yang sengaja mengerahkan wanita tuna susila itu.
Machmud awalnya menilai, aksi tersebut adalah hal yang wajar karena sebagai bentuk kegelisahan menjelang penutupan Dolly pada 18 Juni 2014. Tetapi ia kemudian merasa janggal ketika melihat kop surat tersebut ternyata semuanya sama.
Pihaknya curiga, ada pihak-pihak yang menyuruh dan ada yang membuatkan isi surat tersebut. ‘’Mana mungkin PSK nya bisa menulis sekreatif itu kalau tidak ada yang mengarahkan,’’ ujarnya saat ditemui Republika di Balai Kota Surabaya, Jumat (6/6)
Namun bagaimanapun,pihaknya tidak risau jika surat tersebut benar-benar dikirimkan ke presiden. Ia bahkan sempat berkelakar kalau dilaporkan ke malaikat juga tidak masalah. Namun, kata dia, DPRD Surabaya tetap mendukung penuh keputusan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini untuk menutup salah satu kompleks pelacuran yang terbesar di Asia Tenggara itu.