Sabtu 07 Jun 2014 02:19 WIB

Pemilu Memanas, Capres Afghanistan Diserang

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Bilal Ramadhan
Pemilu Afghanistan (ilustrasi)
Foto: islam.ru
Pemilu Afghanistan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL– Kandidat presiden Afghanistan, Abdullah Abdullah, menjadi target penyerangan bom saat melakukan pawai di Kabul. Untungnya, ia berhasil selamat dari serangan ledakan ini. Dilansir dari BBC, kepolisian mengatakan akibat ledakan ini, dua orang dilaporkan tewas dan 16 lainnya terluka.

Sedangkan, Abdullah mengatakan sejumlah pengawalnya turut terluka dalam serangan ini. “Beberapa menit yang lalu, ketika kami meninggalkan pawai kampanye, konvoi kami diserang. Terima kasih Tuhan, kami selamat. Tapi saya menyesal sejumlah pengawal terluka, beruntungnya kondisi mereka tidak parah,” katanya.

Serangan ini terjadi ketika Abdullah meninggalkan aula kampanye pemilu. Para saksi pun menyebutkan saat itu kondisinya sangat kacau. Orang-orang terlihat panik setelah dua ledakan besar terjadi. Namun, hingga berita ini diturunkan belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan ini.

Meskipun begitu, sebelumnya Taliban berulang kali mengancam akan menyerang kampanye pemilu. Pemilu presiden Afghanistan ini dijadwalkan akan digelar pada pekan depan. Menurut Juru bicara kepolisian Kabul Hasmat Stanekzai, ledakan pertama dilakukan oleh pelaku bom bunuh diri yang menggunakan sebuah mobil. Ia menambahkan ledakan bunuh diri tersebut dilakukan di dekat pawai Abdullah. Setelah bom tersebut meledak, terlihat kumpulan asap di udara.

Sementara itu, Aljazeera melaporkan, Menteri Dalam Negeri Afganistan mengatakan serangan ini disebabkan oleh bom bunuh diri dan bom yang berada di pinggir jalan. Ledakan ini pun dilaporkan telah menewaskan empat warga sipil dan diperkirakan jumlahnya masih akan bertambah.

Pesaingnya, Ashraf Ghani, mengecam serangan tersebut melalui Twitter. “Kami mengecam serangan yang dilakukan terhadap kandidat presiden Abdullah Abdullah,” kata Ghani dalam kicauannya.

Serangan ini menjadi serangan pertama yang terjadi pada kandidat presiden sejak kampanye pemilu ini digelar. Pemilu akan digelar pada 14 Juni setelah tak ada kandidat yang berhasil meraih suara hingga lebih dari 50 persen saat pemilu putaran pertama pada April lalu. Pemilu Afghanistan ini digelar untuk memilih pengganti Presiden Hamid Karzai.

Sebelumnya Presiden Amerika Serikat Barack Obama telah memberikan gambaran strategi AS untuk mengakhiri perang di Afganistan dan menyebutkan kehadiran militer AS di negara tersebut akan ditarik hingga 9.800 personel pada awal 2015.

Karzai pun saat ini menolak menandatangani kesepakatan pengiriman militer AS di Afghanistan, namun, kedua kandidat presiden Afghanistan telah berjanji akan menandatanganinya jika terpilih.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement