Rabu 24 Sep 2014 13:47 WIB

Harga Obat Generik di Sini Naik 100 Persen

Sejumlah calon jamaah haji mengambil obat-obatan di Gedung Serba Guna Asrama haji, Pondok Gede, Jakarta Timur, Ahad (31/8). (Republika/Raisan Al Farisi)
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Sejumlah calon jamaah haji mengambil obat-obatan di Gedung Serba Guna Asrama haji, Pondok Gede, Jakarta Timur, Ahad (31/8). (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA BIAK NUMFOR -- Harga obat generik yang dijual apotik di Kabupaten Biak Numfor, Papua, melonjak hingga 100 persen dari ketentuan harga eceran tertinggi (HET) tertera di brosur obat.

Data diperoleh di Biak, Rabu, untuk jenis obat generik jenis Dekametason 0,5 gram harga HET Rp2.303 dijual hingga Rp5.000/keping.

Sedangkan untuk jenis obat generik antibiotik amoxicilin dan ampisilin berdasarkan HET seharga Rp5.180/keping tetapi dijual hingga Rp9.000 dan Rp10.000/keping.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Kadisperindag) Mulyono Pasande di Biak, mengakui perlu lembaga berwenang bersikap tegas untuk mengawasi penjualan obat generik di apotik.

"Harga obat generik produk dalam negeri seharusnya sangat murah dijual sesuai HET, ya masalah ini diharapkan menjadi perhatian lembaga terkait," ucap Mulyono.

Ia mengakui, Badan Pemeriksa dan pengawasan Obat Makanan (BPPOM) dapat intensif melakukan pengecekan di lapangan.

Dia berharap warga juga memperhatikan masa waktu obat generik yang dijual di berbagai apotik di Biak.

"Upaya memeriksa batas waktu obat generik sebelum dibeli harus dicermati pada tulisan batas waktu berlaku obat sebagai antisipasi mencegah penjualan obat-obatan kedaluarsa dilakukan pemilik apotik," ujarnya.

Hingga Rabu pagi aktivitas penjualan obat generik di berbagai apotik tampak masih berjalan normal sesuai pembelian jenis kebutuhan obat warga setempat.

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement