REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ditengah berkecambuknya konflik Palestina-Israel, Alquran menjadi motivasi bagi tiga anak Palestina untuk terus semangat menjalani hidup. Adalah Umar Abdul Husna (13), Salim Al Masi (13), dan Husen Al Basrifi (14), tiga anak ini mengisi hari-harinya dengan menghafal Alquran.
"Meskipun serangan bom berkali-kali jatuh, tapi tidak berhenti menghafal dan membaca Alquran," tutur Husen Al Basrifi dalam Sarasehan Palestina Terkini dengan tema "Luka Al-Aqsha Luka Umat Islam Sedunia" di Gedung Indosat, Jakarta Pusat, Ahad pagi (9/11).
Husen mengatakan, banyak hal yang mendorongnya menghafalkan Alquran. Pertama, setelah keluarganya tewas dalam serangan bom Israel. Ia selalu ingat pesan kedua orang tuanya. "Hafalkan karena Alquran itu akan menjadi syafaat di hari kiamat," tuturnya.
Terlebih lagi setiap Masjid di sana, Kata Husen, selalu memberikan hadiah bagi anak yang menghafal Alquran. "Hadiahnya permen ada juga jam tangan," katanya.
Selai itu, Husen mengatakan ia dan teman-temamnya di Palestina mengaku sering membaca Alquran di tempat yang dibangun oleh Pondok Pesantren Penghafal Qur'an (PPPQ) Darul Qur'an, Indonesia. "Kami membaca Qur'an, menghafal, lalu kami setorkan ke ustadz yang membimbing," tutur Husen.
Dimulai selepas shalat Subuh, lalu di lanjutkan di sekolah, hingga kembali ke rumah, hampir setiap waktu baginya untuk menghafal Alquran. "Tak ada waktu main untuk kami," katanya.
Meski demikian adakalanya rasa malas, namun Ia menuturkan saat membaca Alquran dirinya merasa tenang. "Apalagi di suasana perang, tapi Alquran memberi energi keberanian dan semangat bagi kami," tuturnya.
Saat ini tidak ada yang bisa dilakukan anak-anak Palestina selain menghafal Alquran. "Kami ingin membangun Palestina dengan Qur'an dan Jihad," tuturnya.