Ahad 30 Nov 2014 13:18 WIB

Munas Golkar Diterpa Isu Politik Uang, DPD I: Astagfirullah itu Isu Murahan

Rep: Muhammad Akbar Wijaya/ Red: Esthi Maharani
 Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (kanan) bersama Wakil Ketua Agung Laksono (kiri).
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (kanan) bersama Wakil Ketua Agung Laksono (kiri).

REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Ketua DPD I Maluku Utara, Ahmad Hidayat Mus membantah terjadi politik dalam Musyawarah Nasional ke IX Partai Golkar untuk mendukung kembali pencalonan Aburizal Bakrie (Ical) sebagai ketua umum.

"Astaghfirullah itu isu murahan," kata Hidayat kepada Republika di kawasan Nusa Dua, Bali, Ahad (30/11).

Hidayat menduga isu politik uang sengaja dikembangkan oleh elite-elite Golkar yang tidak mendapat dukungan pemilik suara dalam munas. Mereka sengaja ingin merusak legitimasi Ical dan Partai Golkar.

"Itu orang-orang yang kecewa tidak terakomodir. Sengaja merusak kita," ujarnya.

Peluang Ical terpilih secara aklamasi dalam Munas ke IX terbuka lebar. Hidayat mengatakan saat ini kekuatan suara pendukung Ical sudah tidak bisa lagi terbendung.

"Saya bisa menggaransi dia (Ical) terpilih secara aklamasi," katanya.

Ketua DPD I Golkar Sulawesi Tenggara, Ridwan Bae menilai isu politik uang yang dilakukan Ical menyesatkan. Menurutnya para pemilik suara tidak mendukung Ical karena faktor uang.

"Andaikan ARB pakai uang, kami tidak kejar ARB. Banyak calon lain yang punya uang," kata Ridwa.

Ridwan menilai Ical merupakan figur terbaik di antara kandidat calon ketua umum lain di Partai Golkar. Menurutnya Ical sudah berhasil membuat Partai Golkar diperhitungkan dalam kancah politik nasional pasca pemilu legislatif dan presiden. Kalau pun terdapat sejumlah kegagalan, Ridwan menilai hal itu bukan kesalahan Ical seorang.

"Kegagalan Golkar hari ini adalah kegagalan ARB, pengurus DPP, dan pengurus daerah. Tapi kami melihat ARB yang lebih baik dari yang ada," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement