REPUBLIKA.CO.ID, BOGOTA -- Kelompok pemberontak sayap kiri Kolombia, FARC, Jumat (26/12) membebaskan seorang tentara Kolombia yang mereka tawan hampir satu pekan setelah dimulainya gencatan senjata sepihak guna mengakhiri konflik dengan masa terpanjang di kawasan Amerika Latin itu.
Presiden Juan Manuel Santos menyambut baik pembebasan sang tentara, Carlos Becerra Ojeda, di daerah pedesaan di kawasan barat daya Cauca. Ia menyebutnya sebagai langkah lainnya di arah yang tepat.
"Kami berharap pembebasan ini menunjukkan keputusan tak berubah untuk mengakhiri konflik ini dan bahwa kejadian seperti itu tidak akan terulang kembali," tambahnya di Twitter.
Tentara yang sebelumnya ditawan sejak 19 Desember itu diserahkan ke sebuah komisi kemanusiaan, yang termasuk perwakilan dari Komite Internasional Palang Merah (ICRC) serta Kuba dan Norwegia.
Kuba dan Norwegia adalah negara-negara yang menjadi penjamin perundingan perdamaian yang telah dilakukan para gerilyawan dengan pemerintah Kolombia di Havana sejak November 2012.
Saat mengumumkan bahwa pihaknya akan membebaskan tentara tersebut, FARC mengatakan sang tentara mengalami luka ringan dalam pertempuran antara tentara dan pemberontak. Namun, keadaannya saat ini belum diketahui.
Pertempuran itu sendiri menewaskan lima tentara dan menyebabkan lima lainnya luka-luka.