Rabu 07 Jan 2015 23:00 WIB

Produser Film 'Titanic' Incar Kapal Karam Laut di Indonesia

Red: M Akbar
Kapal karam.  (ilustrasi)
Foto: Antara
Kapal karam. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kementerian Kelautan dan Perikanan Sudirman Saad mengatakan kekayaan bawah laut Indonesia seperti kapal karam berusia puluhan tahun menjadi incaran banyak orang, termasuk sineas internasional.

"Ada satu kapal di Indonesia yang dicari pemburu harta karun, namanya Flor de La Mar. Produser film 'Titanic' sudah ada rencana untuk memfilmkannya kalau bisa ketemu dan diangkat," kata Sudirman di Jakarta, Rabu (7/1).

Selain produser film Titanic Jon Landau yang tertarik akan kapal karam asal Portugis itu, saluran televisi National Geographic juga telah mengajukan proposal untuk meliputnya jika sudah diketemukan kelak.

"Jadi nilai Benda Berharga Muatan Asal Kapal Tenggelam (BMKT) bukan hanya bendanya tetapi juga sejarah di lautan. Bayangkan betapa besarnya kekayaan maritim kita," katanya.

Direktur Pesisir dan Lautan Ditjen KP3K KKP Eko Rudianto mengatakan benda berharga muatan asal kapal tenggelam menyimpan banyak potensi.

"Banyak barang berharganya seperti guci, piring, mangkuk, gelas sampai banyak yang mencuri. Pihak berwajib sudah sembilan kali menangkap pencuri BMKT dalam dua atau tiga tahun belakangan," katanya.

Pihaknya mencatat, ada lebih dari dari 263 titik di Selat Malaka, Bangka, Belitung dan Bintan yang diduga menyimpan BMKT. KKP, menurut Eko, telah menerapkan moratorium pengangkatan kapal tenggelam yang berusia lebih dari 50 tahun sejak 2011 hingga Desember 2014.

"Dari 2011 sampai 2014 ada UU di mana salah satu pasalnya menyebutkan bahwa benda di bawah air berusia di atas 50 tahun itu adalah cagar budaya," katanya.

Namun, fenomena moratorium itu nyatanya marak akan aksi pencurian. "Makanya rugi juga kalau kita menjaga barang yang lama-lama kosong. Idealnya (kapal) diangkat, dibuat buku, simpan di museum dan sebagian lagi jadi barang milik negara," katanya.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement