REPUBLIKA.CO.ID, TIKRIT -- Ribuan tentara dan pejuang Syiah dibantu suku Sunni bersenjata, meluncurkan serangan ofensif besar-besaran ke kota kelahiran Saddam Hussein. Serangan tersebut dilakukan untuk merebut kembali kota dari tangan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Seperti dilansir Aljazirah, Senin 2/3), pasukan pemerintah Irak didukung sekutunya dari pejuang Syiah dan Sunni memulai operasi militer besar-besaran mereka ke Tikrit. Pasukan terdiri dari 20 ribu tentara gabungan berusaha menyerbu Tikrit pada Senin. Mereka memkasa ISIS untuk meninggalkan kota bersejarah tersebut.
Saluran televisi negara Al Iraqiya mengatakan, pasukan menyerang Tikrit dari sejumlah arah yang berbeda. Serangan juga didukung oleh artileri dan serangan udara oleh jet tempur Irak.
Pasukan keamanan Irak mengatakan, mereka telah merebut kontrol atas al-Dour termasuk desa di mana mantan Presiden Saddam Hussein ditemukan bersembunyi. Komandan militer Salahuddin Jenderal Abdul Wahab al-Saadi mengatakan, operasi berjalan seperti yang direncanankan.
Sebelumnya pada Ahad (1/3), Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi yang tiba di Samarra mengatakan telah mengerahkan pasukan untuk operasi melawan ISIS di provinsi tersebut. Ia kemudian kembali ke Baghdad untuk bertemu dengan anggota parlemen.
"Tujuan kami adalah untuk membebaskan orang-orang dari penindasan dan terorisme Daesh (mengacu pada sebutan ISIS dalam bahasa Arab)," kata Abadi.