REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Puluhan massa dari Migrant Care melakukan demonstrasi Kedutaan Besar Arab Saudi, Jumat (17/4). Aksi itu sebagai protes kepada pemerintah Arab Saudi yang mengeksekusi mati Warga Negara Indonesia (WNI) tanpa pemberitahuan resmi.
Direktur Migrant Care, Anis Hidayah mengatakan, eksekusi yang dilakukan apalagi tanpa adanya pemberitahuan sangat melukai bangsa Indonesia. Pemerintah Arab Saudi, kata dia, telah bertindak brutal mengeksekusi mati buruh migran Indonesia tanpa mengindahkan tata krama diplomasi antar bangsa.
"Kami sangat kecewa dan mengutuk keras kebrutalan ini. Pembunuhan (yang dituduhkan) itu bukan kejadian yang berdiri sendiri, tetapi ada background situasi kerja," kata Anis saat demo di depan Kedubes Arab Saudi di Jakarta, Jumat (17/4).
Menurutnya, kondisi pembantu rumah tangga yang bekerja di Arab Saudi secara umum sangat tidak layak. Mereka bekerja lebih dari 18 jam tanpa hari libur dan dibatasinya akses komunikasi. Perlakuan majikan dua WNI yang dihukum mati yang tidak manusiawi menjadi faktor utama yang melatarbelakangi pembunuhan.
Migrant Care mendesak pemerintah Indonesia segera memulangkan Dubes Arab Saudi Mustafa Ibrahim Al-Mubarak sebagai bentuk protes. Sebab, kata Anis, hukuman mati beruntun ini merupakan preseden buruk yang pernah terjadi dalam tata diplomasi dengan negara lain.
Seperti diketahui, dua WNI, yakni Siti Zaenab dan Karni binti Medi Tarsim dieksekusi mati pemerintah Arab Saudi dalam waktu yang hampir bersamaan. Zaenab dieksekusi, Selasa (14/4) dan Karni dieksekusi, Kamis (16/4). Keduanya dituduh melakukan pembunuhan dan kemudian dieksekusi tanpa ada pemberitahuan.