REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG -- Anggota Komisi I DPRD Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, menyatakan prostitusi secara online di daerah itu diibaratkan fenomena gunung es seiring masih banyaknya masalah tersebut yang belum terdeteksi.
"Pemerintah Kota Pangkalpinang, harus cepat mengambil tindakan untuk mengatasi masalah prostitusi online di kalangan remaja ini," kata anggota Komisi I DPRD Pangkalpinang Rio Setiady di Pangkalpinang, Selasa (28/4).
Menurut dia, prostitusi online sekarang baru muncul ke publik, padahal kita semua tahu ini praktik prostitusi sudah berlangsung lama di masyarakat, khususnya di kalangan remaja. "Sebenarnya prostitusi online bukan karena persoalan ekonomi, tetapi karena tuntutan gaya hidup masyarakat yang ingin terlihat modern," ujarnya.
Ia mengatakan, banyak dari mereka itu karena tuntutan gaya hidup. Kalau bicara gaya hidup, maka urgensinya adalah harus lebih membumikan nilai agama masing-masing individu, karena tak ada satu pun agama yang membolehkan hal tersebut.
"Saya mengajak semua elemen masyarakat memahami hal ini tidak selalu karena kebutuhan ekonomi," ujarnya.
Untuk itu, kata dia, diharapkan pemerintah kota, kepolisian dan unsur masyarakat harus bersinergi menangani masalah sosial moderen ini.
"Untuk menangani masalah ini, harus didapatkan data akurat terkait penyakit masyarakat modern ini, memblokir situs-situs media sosial prostitusi, pornografi dan pembinaan kepada masyarakat," ujarnya.
Selain itu, kata dia, diharapkan peran sekolah, keluarga dan tokoh agama untuk memberikan pemahaman keagamaan dan moralitas yang kuat kepada generasi muda, agar mereka menjauhi larangan agama tersebut.
"Kunci mengatasi masalah ini yaitu memperkuat keimanan dan moralitas masyarakat, sehingga ada filter yang kuat pada diri masyarakat menerima kemajuan teknologi dan moderisasi ini," ujarnya.