REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sosok Ferrasta ‘Pepeng’ Soebandri dikenal tidak hanya lawakannya yang mengocok perut. Ia juga figur yang patut dijadikan teladan dalam kehidupan sehari-hari.
Memiliki anak laki-laki merupakan tantangan tersendiri bagi para orang tua di era modern seperti saat ini. Terlebih jika kedua orang tua tidak dapat menemani perkembangan anaknya selama 24 jam, karena adanya tuntutan mencari nafkah.
Seniman yang pernah mendapatkan penghargaan PKS Award 2006 ini dapat dijadikan teladan dalam membawa anak-anaknya ke jalan yang benar.
Dalam wawancaranya dengan Republika pada suatu waktu, ia mengaku terperanjat dengan kejujuran keempat anak laki-lakinya.
Baginya, menanamkan hukum kejujuran dan keterbukaan pada anak juga harus diikuti kesiapan mental dan rasa arif orangtua. Ia membangun komunikasi yang terbuka dan jujur dalam keluarganya sebagai salah satu cara untuk meneropong kegiatan sehari-hari keempat jagoannya.
“Sebab kejujuran anak itu juga bisa memancing emosi orangtua," ujarnya.
Pasalnya, ia pernah merasa khawatir akan ancaman narkoba dan adanya kebiasaan buruk pada anaknya. Dan benar, ketiga anaknya yang tua mengaku pernah sesekali merokok dengan teman-temannya di usia yang masih sangat dini.
Akhirnya, Pepeng memutuskan diri untuk tak merokok lagi. Sebab, menurutnya, anak itu melihat dari apa yang dilakukan orangtuanya.
Kendati cukup sensitif dengan bahaya di luar rumah, Pepeng masih membebaskan anak-anaknya bergaul dengan siapa saja.
Dalam mengajarkan konsistensi pada anak, ia menunjukkan alangkah tak menghargainya jika membuat orang lain menunggu untuk segera shalat.
Pepeng dan istri, Tami juga mengajarkan anak-anaknya agar punya sikap mandiri dan berjuang menyelesaikan setiap masalah yang mereka hadapi. Hal itu ditujukan agar anak-anaknya bisa survive dan pantang menyerah.
"Kunci paling akhir kalau saya sudah merasa tak berdaya mengawasi anak-anak saya titipkan saja pada Allah. Tolong awasi juga ya Allah," sebutnya.