REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Aksi coret-coret baju sekolah untuk merayakan kelulusan, masih dilakukan sejumlah siswa tingkat SMA/ SMK dan sederajat di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB). Padahal, pemerintah daerah sebelumnya menghimbau agar siswa tidak melakukan tindakan yang tidak produktif seperti itu.
Seperti di Jalan Pemuda, Kota Mataram. Belasan siswa SMK 3 di Kota Mataram terlihat sedang duduk-duduk di warung kopi. Mereka berkumpul dengan mengenakan pakaian sekolah yang dipenuhi coretan spidol hingga cat semprot.
Robi, Siswa SMK 3 Kota Mataram mengaku sengaja mencoret-coret pakaian sebagai bentuk kegembiraan atas kelulusan UN. Meski ia tahu tindakan tersebut sudah dilarang.
“Coret-coret pakaian soalnya euforia kelulusan sudah gak bisa ditahan, gejolak muda,” ujarnya di Kota Mataram, Jumat (15/5).
Ia merawikan, bersama teman-teman sekolah lainnya memilih konvoi sejak pukul 07.00 Wita di sekitar Kota Mataram dilanjutkan duduk-duduk di warung kopi. Sebab, jika berangkat ke lokasi wisata sudah dijaga polisi dan pasti dirazia. Namun, sebagian kawan-kawannya ada yang berangkat konvoi ke Senggigi untuk merayakan kelulusan UN.
Dituturkan RObi, menuturkan, pascalulus UN ia sudah memikirkan untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Ia berharap bisa lebih dewasa dan hilang sifat kekanak-kanakannya. “Masih cari-cari peluang kuliah,” ungkapnya.
Aga, Siswa SMK 3 Kota Mataram mengaku berharap bisa melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi. Serta sambil bekerja agar bisa meringankan beban orang tua. Ia pun berharap bisa diterima di Universitas Mataram. “Ngelanjutin sambil kerja. Antara Unram atau susul saudara di Jakarta,” katanya.