Jumat 05 Jun 2015 19:43 WIB

Kenaikan Fed Rate Berpeluang Tertunda Hingga 2016

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
The Federal Reserve Bank of New York (File)
Foto: en.wikipedia.org
The Federal Reserve Bank of New York (File)

REPUBLIKA.CO.ID, SAN FRANCISCO -- Berbeda dengan sikap Gubernur Bank Sentral AS, The Federal Reserve Janet Yellen, belakangan Anggota Dewan Gubernur The Fed menyarankan suku bunga (Fed Rate) ditunda naik hingga setidaknya di akhir 2015 atau pertengahan 2016.

Beberapa Anggota Dewan Gubernur mengkhawatirkan kondisi ekonomi saat ini dimana masyarakat AS masih enggan membelanjakan uang mereka.

Padahal dua pekan lalu, Yellen meyakinkan ekonomi AS berada di jalur yang tepat untuk mendukung rencana kenaikan suku bunga (Fed Rate).

Tarik ulur ini akan kembali jadi diskusi The Fed pada Jumat (5/6) saat data tenaga kerja pada Mei terkumpul. Jumlah tenaga kerja terserap diharapkan bisa mencapai 225 ribu. Jika meleset, The Fed tak punya alasan buru-buru menaikkan suku bunga.

Anggota Dewan Gubernur yang memiliki hak suara di Komite Kebijakan Moneter The Fed (FOMC) Lael Brainard juga memberi tanda pekan ini The Fed akan sampai pada kesimpulan penundaan kenaikan suku bunga.

Ia sudah mengingatkan ekonomi AS bisa saja lebih buruk tahun ini akibat turunnya ekspor dan lesunya manufaktur.

Indikasi serupa juga diberikan Anggota Dewan Gubernur dengan hak suara di FOMC lainnya Daniel Tarullo yang mengatakan kondisi tahun jauh melenceng sejak triwulan pertama.

''Angka tenaga kerja akan kami dapat Jumat. Tapi nampaknya kami saat ini, di 2015, juga akan merasakan keheranan yang sama seperti 2014,'' kata Tarullo seperti dikutip Reuters, Kamis (4/6).

Kepala Kantor Federal Reserve Chicago Charles Evans mengamini pandangan koleganya Kepala Kantor Federal Reserve Minneapolis Narayana Kocherlakota. The Fed memang perlu menunda kenaikan suku bunga dari awal 2016 ke pertengahan 2016.

Maret lalu Brainard bersama 13 anggota Dewan Gubernur lain menyetujui kenaikan suku bunga The Fed dua kali di 2015. Sementara tiga anggota lain menolak dan hanya meminta sekali naik seperti Kepala Kantor Federal Reserve Boston Eric Rosengren.

Namun, kenaikan suku bunga dua kali dalam setahun agaknya bukan ide bagus. Meski begitu,

Ekonom JPMorgan Michael Feroli melihat masih ada kemungkinan Brainard dan Rosengren berubah sikap dan mendukung kenaikan suku bunga pada 2015 ini.

Seperti kebanyakan ekonom di AS, Kepala ekonom Bank of the West Scott Anderson masih yakin suku bunga akan naik September ini. Namun, kenaikan yang ke dua mungkin tak akan dilakukan Januari 2016.

Kepala Strategi TD Securities Millan Mulraine juga berpendapat serupa. Namun, data yang kurang menggembirakan akan membuat The Fed menjauhkan angka besar di level suku bunga yang baru.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement