REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Menteri Pertanian Republik Indonesia Dalam Kabinet Indonesia Bersatu I masa bakti 2004-2009 Anton Apriantono menyebut, pemerintah tak melakukan persiapan persediaan daging sapi, makanya harganya melonjak di pasaran jelang hari raya Idul Fitri.
"Akar masalahnya sederhana, supply terbatas dan permintaan meningkat," kata dia ketika dihubungi pada Rabu (14/7). Ketika permintaan naik dan stok tidak siap, barang menjadi langka dan harganya pun melambung. Bukan hanya urusan sapi, tapi juga bahan pangan strategis lainnya banyak yang sudah lepas dari kontrol pemerintah. Dampaknya, harga dikendalikan oleh pasar.
Kebijakan impor sapi, lanjut dia, seharusnya tidak semuanya langsung dilempar ke pasar. Pemerintah, misalnya, dapat bekerja sama dengan pihak perusahaan swasta untuk menjaga cadangan daging. Ditegaskannya, persiapan dan kerja sama tersebut harus dilakukan jauh-jauh hari.
Sebab, swasta tak mungkin serta-merta menuruti keinginan pemerintah untuk menjual daging dengan harga murah karena ia pun mempertimbangkan untung rugi. "Tapi kenyataannya saat ini, pemerintah tidak punya kontrol karena tidak punya stok yang rapi dan kerja sama dengan pihak ketiga," tutupnya.