REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Program normalisasi Sungai Ciliwung akan membuat daerah-daerah di pinggirnya terancam digusur Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Setelah Kampung Pulo, Jakarta Timur, warga Bukit Duri, Jakarta Selatan juga harus bersiap direlokasi.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan Pemprov tetap akan merelokasi warga Bukit Duri yang tinggal di bantaran Kali Ciliwung. Ia menargetkan paling lama proses pembongkaran permukiman akan dilakukan tahun 2016.
"Saya pikir kalau mereka ngotot minta tinggal di dalam, mesti bisa tahun depan. Karena kan normalisasi selesainya sampai 2016. Jadi 2016 paling lambat kita akan bongkar," ujarnya di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (27/8).
Namun Ahok mengaku ingin menyelesaikan normalisasi di Kampung Pulo terlebih dahulu. Sebab daerah tersebut merupakan wilayah utama menjadi penyebab banjir. "Saya ingin selesai full dulu Kampung Pulo. Kalau sudah selesai berarti kan nggak banjir lagi," kata Ahok.
Menurutnya Kampung Pulo berasal dari makna kampung di tengah pulau. Namun sekarang berubah kondisi. Di mana masyarakat mereklamasi secara alami dengan sampah-sampah yang sengaja disumbat di pinggiran sungai. Hal ini yang menurutnya membuat Ciliwung menyusut luasnya dan semakin dangkal volumenya.