REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Tenaga Kerja M Hanif Dhakiri mengatakan, seiring pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) kebutuhan tenaga kerja berdasarkan pemintaan pasar kerja industri sangat banyak. Oleh karena itu harus dipersiapkan calon tenaga kerja yang siap bersaing dengan tenaga kerja dari negara-negara ASEAN ainnya.
"Angkatan kerja berlatar pendidikan formal tinggi atau setidaknya SMA berpeluang sama dengan lulusan SD atau SMP yang dibekali sertifikasi dan kompetensi untuk memasuki dunia kerja. Yang penting, dalam era MEA ini adalah kualitas SDM yang baik,” kata Hanif, Jumat, (25/9).
Selama ini, banyak lulusan SD, SMP, SMA/SMK dan perguruan tinggi yang masih berusia produktif namun kesulitan memasuki pasar kerja. Mereka harus dilengkapi dengan kompetensi dan keterampilan kerja sehingga siap terserap pasar kerja dengan cepat.
"Jangan terlalu mengandalkan ijazah. Pasar kerja industri juga tidak terlalu mensyaratkan pendidikan formal, mereka lebih mempertimbangkan calon tenaga kerja yang memiliki kompetensi dan keterampilan," katanya.
Dia mengeluarkan imbauan serupa kepada seluruh Balai Latihan Kerja (BLK) di seluruh Indonesia untuk menampung pekerja maupun calon pekerja terampil tanpa mensyaratkan ijazah sekolah minimal SMA/SMK. Ini untuk mempermudah calon tenaga kerja mendapatkan pelatihan ketrampilan.