Kamis 08 Oct 2015 04:14 WIB

'Tidak Ada Jaminan Polisi dan Kejaksaan Bisa Usut Korupsi Profesional'

Red: Teguh Firmansyah
PLT Ketua KPK, Taufikurachman Ruki (kanan) memberikan keterangan kepada media terkait RUU KPK saat konferensi pers yang digelar di gedung KPK, Jakarta, Rabu (7/10).  (Republika/Raisan Al Farisi)
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
PLT Ketua KPK, Taufikurachman Ruki (kanan) memberikan keterangan kepada media terkait RUU KPK saat konferensi pers yang digelar di gedung KPK, Jakarta, Rabu (7/10). (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tidak sepakat pada usulan revisi UU No 30 tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang ingin keberadaan lembaga antikorupsi dibatasi sampai 12 tahun mendatang.

Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid yang juga Wakil Ketua Majelis Syuro PKS mengatakan, salah satu pertimbangan pembatasan waktu KPK karena badan itu merupakan lembaga ad hoc. Sehingga keberadaannya ada batas waktu.

Namun ia menegaskan, tidak ada jaminan aparat penegak hukum lain bisa menjalankan tugas secara independen memberantas korupsi pada 12 tahun mendatang. 

"Tidak ada jaminan kepolisian dan kejaksaan sudah independen dan profesional dalam memberantas korupsi pada 12 tahun mendatang," tegasnya ketika menerima kunjungan pengurus Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM).