REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) melakukan kunjungan kerja ke Singapura, Senin (19/10) sore. Salah satu agenda yang dijadwalkan adalah untuk bertemu beberapa perusahaan.
Ahok mengatakan, dia akan mengajak perusahaan tersebut berinvestasi di DKI Jakarta. Caranya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan membentuk perusahaan induk usaha yang bergerak di bidang aset manajemen.
Perusahaan ini menggabungkan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI, PT Jakarta Propertindo (Jakpro), dengan Bank DKI. "Sehingga perusahaan IDB (Islamic Development Bank) misalnya dia mau masuk jadi saham. Berarti seluruh Timur Tengah bisa percaya sama kita. Temasek Holding kalau mau masuk," ujar Ahok kepada awak media, Balai Kota DKI Jakarta, Senin (19/10).
Dia juga berencana mengajak investasi perusahaan-perusahaan aset manajemen Singapura yang banyak berinvestasi di Eropa.
Menurut Ahok, apabila perusahaan luar tersebut mau berinvestasi pada holding company DKI, sebagai kompensasi, ia tak segan memberikan posisi strategis kepada mereka. "Kalau dia (Temasek) bisa masuk, orang IDB juga saya jadikan pengurus. Bila perlu CEO-nya mereka. Orang Temasek bila perlu jadi CEO. Lalu aset company membiayai kita," kata dia.
Ahok yakin pembangunan infrastruktur di Jakarta bisa seperti Singapura. Sebab, untuk membangun infrastruktur setara Singapura dibutuhkan dana setidaknya US$ 23 miliar atau hampir Rp 250 triliun. "Kita jual bon untuk rakyat Indonesia. Makanya saya juga mau ketemu rakyat Indonesia di Singapura. Ini saatnya Anda bisa investasi di sini. Karena inves saham mana bisa dapat 35 persen. Kalau kita mungkin bisa 10 sampai 12 persen mungkin Anda tertarik," jelasnya.
"Nah kita pakai ini untuk membiaya (pembangunan infrastruktur) ini. Kalau ini bisa berhasil. Tentu baik," ucap Ahok.