REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Tim Satuan Khusus Anti Korupsi Kejaksaan Agung (Kejagung) bersama Kejari Medan hari ini menggeledah sejumlah lokasi di Medan terkait kasus dugaan korupsi dana Bantuan Sosial Provinsi Sumut tahun 2012-2013.
Saat akan menggeledah ruang kerja Kabid Pembinaan Politik Dalam Negeri Badan Kesbangpol Linmas Sumut, Ahmad Firdaus Hutasuhut, tim harus membuka paksa pintu ruang tersebut. Pintu ruang tersebut harus dibuka paksa karena Firdaus tidak berada di kantor.
(Baca: Ini Kejanggalan yang Ditemukan dalam Penggeledahan di Kantor Gatot Pujo)
Ketika dihubungi melalui telepon seluler oleh stafnya pun, Firdaus tidak menjawab. Oleh karena itu, Tim Kejagung yang dibantu Kejari Medan terpaksa meminta sejumlah staf untuk mencongkel sekaligus mendobrak pintu tersebut.
Saat berada di ruang kerja Firdaus, anggota tim langsung bergerak mengambil sejumlah dokumen yang disimpan di dalam lemari. Salah satu dari tim tersebut kemudian melihat buku anggaran.
Ketua tim Satuan Khusus Anti Korupsi Kejagung Victor Antonius mengatakan, penggeledahan dilakukan untuk mengembangkan kasus yang menjerat Gubernur Sumut nonaktif Gatot Pujo Nugroho dan Kepala Kesbangpol Linmas Eddy Sofyan sebagai tersangka tersebut.
"Ini untuk mengembangkan proses penyelidikan saja. Hari ini kami memeriksa Kas Daerah, Sekwan DPRD Sumut dan Kesbangpol," kata Victor saat penggeledahan.
(Baca: Geledah Kantor Gatot Pujo, Tim Kejagung Temukan Alat Bukti)
Pemeriksaan ruang kerja Ahmad Firdaus berlangsung cukup lama. Selain di ruang Firdaus, penggeledahan juga dilakukan di sejumlah ruangan lainnya di Kantor Kesbangpol Linmas Sumut.
Sebelumnya, salah satu anggota tim dari Kejari Medan, M Haris Hasbullah mengatakan, hari ini, ada tiga lokasi yang digeledah. Ketiganya, yakni Kantor Gubernur Sumut, Kantor Kesbangpol Linmas Sumut dan Kantor Sekretaris DPRD Sumut. Ada sepuluh orang dari Kejagung dan beberapa anggota Kejari Medan, lanjutnya, yang terlibat dalam penggeledahan tersebut.
Ikuti Whatsapp Channel Republika