Rabu 13 Jan 2016 15:22 WIB

DPR: Ormas Gafatar Meresahkan Masyarakat

Ketua Komisi VII DPR, Saleh Partaonan Daulay.
Foto: Antara
Ketua Komisi VII DPR, Saleh Partaonan Daulay.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi VIII DPR, Saleh Partaonan Daulay menilai karakter dan pola aksi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) telah menyimpang dan membahayakan kehidupan sosial karena perekrutannya dilakukan secara tertutup dan menimbulkan keresahan.

"Organisasi kemasyarakatan harus sejalan dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dan tidak boleh menimbulkan keresahan dan gangguan keamanan. Karena itu, tidak semua organisasi bebas berkembang dan merekrut anggota," katanya di Jakarta, Rabu (13/1).

Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu mengatakan negara memang menjamin kebebasan berserikat dan berkumpul. Namun, kebebasan tersebut bukan berarti tanpa batasan. Karakter dan pola gerakan Gafatar yang telah menimbulkan keresahan, layak untuk dilarang.

Saleh menilai, pola perekrutan anggota Gafatar dilakukan dengan berbagai metode, bergantung dengan target sasaran yang ingin direkrut, termasuk melakukan pendekatan melalui kerja-kerja sosial yang menarik simpati.

Ketika menarget mahasiswa untuk direkrut, misalnya, Saleh mengatakan, Gafatar bisa saja melakukan perekrutan melalui pertemuan terbatas, atau pengajian-pengajian kecil.

"Mahasiswa yang direkrut umumnya mereka yang pengetahuan agamanya masih awam, sehingga ketika dikenalkan dengan suatu aliran pemikiran dan gerakan tertentu tidak menolak dan mudah menerima," jelasnya.

Demikian pula ketika menyasar pekerja profesional, gerakan seperti itu cenderung memanfaatkan tingkat pemahaman keagamaan yang terbatas. Karena itu, menurut Saleh, tidak mengherankan bila Gafatar diikuti kalangan yang mapan secara intelektual dan finansial.

"Bahkan lebih dari itu, mereka sampai rela meninggalkan keluarga untuk menjalankan 'misi' organisasi," ujarnya.

Saleh mengatakan, organisasi seperti Gafatar juga tidak menutup kemungkinan merekrut orang-orang yang lemah secara ekonomi. Bisa jadi karena tidak memiliki pekerjaan dan penghasilan tetap, mereka bergabung dengan Gafatar.

"Pada mulanya, mungkin hanya sekedar mengisi waktu luang. Tapi pada tingkat tertentu kemudian justru menjadi kegiatan utama bahkan menjadi modus eksistensinya," katanya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...

Tahu gak? kalau ada program resmi yang bisa bantu modal usaha.

1 of 8
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَتَّخِذُوْا بِطَانَةً مِّنْ دُوْنِكُمْ لَا يَأْلُوْنَكُمْ خَبَالًاۗ وَدُّوْا مَا عَنِتُّمْۚ قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاۤءُ مِنْ اَفْوَاهِهِمْۖ وَمَا تُخْفِيْ صُدُوْرُهُمْ اَكْبَرُ ۗ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ الْاٰيٰتِ اِنْ كُنْتُمْ تَعْقِلُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menjadikan teman orang-orang yang di luar kalanganmu (seagama) sebagai teman kepercayaanmu, (karena) mereka tidak henti-hentinya menyusahkan kamu. Mereka mengharapkan kehancuranmu. Sungguh, telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang tersembunyi di hati mereka lebih jahat. Sungguh, telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu mengerti.

(QS. Ali 'Imran ayat 118)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement