Rabu 13 Jan 2016 23:44 WIB

Densus 88: Gafatar Belum Jadi Ancaman

Rep: Sri Handayani/ Red: Nidia Zuraya
Densus 88
Densus 88

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Bidang (kabid) Terorisme Datasemen Khusu (Densus) 88 Markas Besar Polisi Republik Indonesia (Mabes Polri) Komisaris Besar Polisi (Kombespol) R Ahmad Nur Wakhid mengatakan akan menyelidiki kebenaran kabar yang beredar mengenai keterkaitan Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) dengan al-Qiyadah al-Islamiyah. Walaupun begitu, sampai saat ini penanganan kasus Gafatar masih menjadi ranah polisi umum.    

"Nanti akan kita selidiki, apa benar itu kelanjutan al-Qiyadah al-Islamiyah di bawah pimpinan Ahmad Musadek," ujar Ahmad di Jakarta, Rabu (13/1).  

Menurut Ahmad, kemunculan Gafatar belum menjadi ancaman bagi Densus 88 yang fokus terhadap terorisme. Lebih lanjut, Ahmad menjelaskan bahwa akar dari terorisme adalah radikalisme yang terjadi karena pemahaman dan pengamalan agama yang kurang kaffah. 

Fenomena ini disulut oleh kemiskinan, faktor kesejahteraan, dan keadilan sosial yang diwujudkan. Akibatnya, agama (Islam) dengan terorisme sangat jauh berbeda. Terorisme justru menjadi fitnah bagi Islam. 

Pemahaman yang kaffah terhadap rukun iman, islam, dan ihsan dipandang menjadi salah satu penangkal terorisme. Ini terwujud dalam pembelajaran dan pengamalan tauhid, akhlak, dan fikih dengan baik. 

"Terutama untuk Indonesia yang baldatun thoyyibatun wa rabbun ghofur, jika umat Islam Indonesia ini semua memahami dan mengamalkan Islam secara kaffah, tidak mungkin ada terorisme," ujar dia.  

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement