REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Wiyono (56) seorang warga Jakarta sengaja datang ke Pontianak ibu kota Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) sejak Selasa(19/1). Kedatanganya ke kota itu untuk mencari anaknya dr Diah Ayu Wulandari yang hilang bersama suami dan seorang anaknya. Mereka diduga ikut bergabung dengan organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar).
"Anak saya itu hilang bersama suami dan seorang cucu Saya sejak 13 Desember 2015," kata Wiyono saat ditemui di penampungan pengungsi eks Gafatar di Bekang Kodam XII/Tanjungpura di Sungai Raya, Kamis (21/1).
Ia menjelaskan, selama ini dia dan istrinya telah berusaha mencari anak yang hilang bersama cucunya itu. Dia pun rajin memantau perkembangan tentang Gafatar melalui televisi.
"Begitu menonton terkait diungsikannya eks Gafatar dari Kabupaten Mempawah ke Pontianak, maka saya berusaha datang ke Kalbar untuk mencari mereka," ungkapnya.
Wiyono mengaku sudah melaporkan kehilangan anaknya itu ke pihak berwajib. Dia pun telah menghubungi anak perempuannya melalui telepon. Tapi sejak 13 Desember 2015 telepon dr Diah Ayu Wulandari dan suaminya yang merupakan Ketua DPC Gafatar Solo itu sudah tidak aktif lagi. "Anak saya ini juga diangkat sebagai ketua bidang kesehatan Gafatar di Jawah Timur," ujarnya.
Menurut dia, anaknya itu juga berteman dengan dr Richa, dan bergabung dengan Gafatar sudah sejak lama. "Dia saya kira ikut Gafatar ini sejak kuliah dulu dan efektifnya pada 2012," kata Wiyono.
Menurut dia, buku-buku milik menantu dan anaknya, setelah dia baca, isinya menyesatkan semua. "Dalam isi buku tersebut ada tertera hidup ini harus ikut tradisi tuhan. Tapi isinya malah menyesatkan," katanya.
Wiyono berharap, anak dan cucunya, bersama suami segera pulang ke pelukannya. "Anakku pulanglah, bapak tidak marah kembalilah ke pangkuan kami," ujarnya dengan nada lirih.
(Baca Juga: Mensos: 1.000 Eks Gafatar di Mempawah Dikarantina).
Sebelumnya, Kepala Penerangan Kodam XII Tanjungpura, Kolonel (Inf) Mukhlis menyatakan, saat ini tercatat sebanyak 1.119 warga mantan anggota Gafatar yang mengungsi di Bekangdam XII/TPR sambil menunggu sebelum dipulangkan ke daerah asalnya.
"Warga mantan Gafatar mulai masuk di tempat penampungan sementara Bekangdam XII/TPR sejak Selasa (19/1) malam setelah dievakuasi dari Kabupaten Mempawah, dan hingga kini kemungkinan besar tidak ada penambahan, kalau pun ada penambahan akan ditempatkan di lokasi lain," katanya.