Selasa 26 Jan 2016 17:04 WIB

Mengapa Gafatar Memilih Kalimantan?

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Teguh Firmansyah
 Pengungsi eks anggota Gafatar turun dari KRI Gilimanuk saat tiba di pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Senin (25/1).  (foto: Nico Kurnia Jati)
Pengungsi eks anggota Gafatar turun dari KRI Gilimanuk saat tiba di pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Senin (25/1). (foto: Nico Kurnia Jati)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bekas ketua umum Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) Mahful Tumanurung mengungkapkan, pihaknya keberatan dengan pemulangan para warga eks Gafatar dari Kalimantan.

Dia menyayangkan insiden pembakaran permukiman warga eks Gafatar di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, serta di Samboja, Kalimantan Timur, beberapa waktu silam.

“Atas nama tuhan semesta alam yang maha pengasih dan penyayang, kami warga dari eks Gafatar sangat menyesalkan dan mengutuk keras tindakan biadab berupa pengusiran secara paksa yang tersistematis, perusakan, pembakaran, dan penjarahan terhadap aset yang kami miliki di atas lahan yang kami miliki secara sah,” ujar Mahful Tumanurung dalam jumpa pers di kantor LBH Jakarta, Selasa (26/1).

Mahful melanjutkan, Gafatar sudah memiliki aset tanah dan bangunan senilai miliaran rupiah. Dana sebesar itu digunakan untuk mewujudkan apa yang disebutnya cita-cita Gafatar, yakni Program Kedaulatan Pangan.

“Sebenarnya, kami ingin menjadikan Kalimantan sebagai pilot project dari Program Kedaulatan Pangan yang kami gerakkan. Karena, Kalimantan memiliki lokasi yang luar biasa subur, wilayah yang sangat luas,” kata pria yang mengaku sebagai lulusan salah satu kampus di Ciputat itu.

Dia membantah adanya upaya dari Gafatar untuk mendirikan pemerintahan sendiri. Baginya, hal itu merupakan rumor yang tak masuk akal lantaran Gafatar sendiri sudah bubar sejak 2015.

Meskipun begitu, ada satu proyek yang telanjur berjalan dan dinilai memiliki prospek cerah, yakni Program Kedaulatan Pangan. Karena itu, eks pimpinan Gafatar mengimbau para anggota dan simpatisan untuk mendukung program tersebut.

Baca juga, Kapolri: Pembubaran Gafatar Tergantung Unsur Pidananya.

Karena secara ormas Gafatar sudah tak ada, eks pimpinan tak bisa memaksa atau mengharuskan mereka untuk ikut program yang bertujuan swadaya pangan itu. Mereka yang tertarik dipersilakan berangkat ke Kalimantan dengan biaya sendiri. 

“Sehingga, kami mengimbau dan mengajak tanpa ada paksaan sedikit pun bagi warga eks Gafatar yang masih tetap konsen untuk bidang pertanian dengan usaha mandiri, dengan dana mandiri. Silakan berangkat ke Kalimantan.”

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement