REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Penyidik Polda Metro Jaya menduga racun di tubuh Wayan Mirna Salihin adalah jenis hidrogen sianida. Racun ini berbeda dengan racun yang terdapat di dalam tubuh aktivis hak asasi manusia (HAM) Munir Said Thalib.
Menurut Kepala Bagian Kedokteran dan Kesehatan Polda Metro Jaya, Kombes Musyafak, racun di dalam tubuh Mirna diduga hidrogen sianida, sedangkan di dalam tubuh Munir adalah arsenik. Semua zat tersebut tentu saja memiliki tingkat bahaya.
“Lain ya, yang jelas sianida, arsenik, formalin, nitrit adalah zat-zat berbahaya,” ujar Musyafak di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa (2/2).
Musyafak menuturkan, zat berbahaya tersebut memiliki reaksi masing-masing pada tubuh. Misalnya untuk sianida, seseorang yang meminumnya dalam hitungan 15 detik, sel-sel di dalam tubuhnya akan memblokir O2 atau oksigen.
Saat oksigen sudah terblokir, tubuh membutuhkan oksigen yang banyak sehingga apa yang terjadi pada Mirna sesaat setelah meminum kopi adalah mengibas-ngibaskan tangannya untuk mendapatkan oksigen.
Komisioner Kompolnas Edi Saputra Hasibuan mengatakan, hanya dalam waktu dua menit, tubuh Mirna sudah kejang-kejang. Edi menyaksikan reaksi racun tersebut pada tubuh Mirna melalui rekaman CCTV yang diperlihatkan penyidik kepada dirinya.
Baca juga, Pengacara Sebut tak Ada Bukti Jessica Tuangkan Sianida.
Hal ini senada dengan penjelasan Musyafak bahwa setelah oksigen terblokir, tubuh akan kejang, mulut mengeluarkan busa, lalu tubuh pun menjadi kaku. Kemudian setelah delapan menit hingga sepuluh menit, otot-otot jantung akan terganggu dan korban bisa koma, bahkan meninggal.