REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Eks anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) asal Jambi yang berada di penampungan Asrama Haji Bekasi, Jawa Barat dan Boyolali, Jawa Tengah tetap tidak mau pulang karena alasan malu.
"Sekitar delapan kepala keluarga (KK) sudah pulang ke Jakarta, Lampung dan Banten serta Banjarmasin. Kita harapkan mereka bisa diterima oleh masyarakat di sana," kata Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Jambi, Ali Dasril saat dihubungi dari Jambi, Rabu.
Ali mengatakan, eks Gafatar asal Jambi yang masih berada di Bekasi dan Boyolali sekitar 21 KK dengan jumlah keseluruhan 84 Jiwa. Alasan mereka tidak mau lagi pulang ke Jambi, kata Ali, karena malu dengan masyarakat dan tidak mempunyai tempat tinggal lagi karena aset mereka sudah dijual sebelum berangkat ke Kalimantan.
Sebelumnya, sebanyak sepuluh orang anggota dari Tim Terpadu Jambi, kata Ali, sudah berangkat ke Bekasi untuk melakukan penjemputan. Namun eks Gafatar tidak mau pulang meski berbagai upaya dilakukan, mulai dari memberikan sosialiasasi hingga pendataan.
Ali Dasril yang mengaku sedang berada di Jawa Tengah itu datang untuk memenuhi undangan Pemprov Jawa Tengah membahas persoalan pemulangan Gafatar asal Jambi. "Hingga saat ini kita terus melakukan kordinasi dengan pemerintah setempat. Kita harapkan eks Gafatar asal Jambi bisa pulang dengan selamat," katanya.
Baca juga, 31 Eks Gafatar Asal Bekasi Kembali Dipulangkan.
Sementara untuk antisipasi tempat penampungan jika eks Gafatar mau pulang ke Jambi, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Danrem 042/ Garuda Putih untuk ditampung di aula Makorem dan diberikan pencerahan.
"Asrama Haji dan Dinsosnakertrans Jambi juga kita antisipasi tempatnya. Jadi tidak perlu khawatir jika mereka pulang, dan kita memang mengharapkan mereka mau pulang," katanya menambahkan.