Jumat 26 Feb 2016 19:11 WIB

Proses Rekrutmen Brigadir Petrus Dipertanyakan

Rep: Amri Amrullah/ Red: Achmad Syalaby
Korban mutilasi
Korban mutilasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dugaan Brigadir Petrus Bakus, pelaku mutilasi dua orang anaknya di Melawi, mengidap penyakit jiwa skizofrenia, menjadi pertanyaan anggota Komisi III DPR. Walaupun Kapolri Jendral Polisi Badrodin Haiti membantah gangguan jiwa pelaku, namun kasus ini telah membuat daftar panjang kasus pembunuhan oleh aparat kepolisian.

Anggota Komisi III DPR RI, Nasir Djamil mengatakan kasus pembunuhan oleh Anggota Polisi seperti Brigadir Petrus ini bukanlah yang pertama kali. Selain kasus mutilasi anak kandung yang dianggap sadis ini, banyak kasus lain seperti pembunuhan baik berencana atau tidak berencana hingga  bunuh diri.

"Tentu kami mempertanyakan bagaimana proses penerimaan mereka. Seperti Brigadir Petrus yang katanya diduga mengalami masalah kejiwaan, kok bisa lolos di kepolisian," kata Nasir kepada Republika.co.id, Jumat (26/2). Seharusnya, kata dia, bila proses perekrutan berjalan dengan benar, mereka yang memiliki masalah kejiwaan seperti Brigadir Petrus ini dipastikan tidak akan lolos saat tes kejiwaan.

(Baca: Kasus Polisi Mutilasi Anak Kejahatan Luar Biasa).

Seharusnya, ia menegaskan,  polisi yang jadi pelaku pembunuhan atau bunuh diri, didiskualifikasi sejak awal. "Tapi kok, tidak terdeteksi ada gangguan mental," ujar Anggota DPR RI Fraksi PKS ini. Nasir menjelaskan, bisa jadi kasus ini menunjukkan model pembinaan dan pengawasan di kepolisian yang ternyata belum berjalan sesuai yang diharapkan banyak pihak. 

Kalaupun dalam perjalanannya diketahui setelah menjadi anggota Polri, seharusnya dilakukan pembinaan mental atau dilakukan terapi. Nasir memprediksi bisa jadi munculnya perilaku ini karena tekanan dari pola hubungan atasan dan bawahan yang terlalu mekanikal. Sehingga tidak ada hubungan yang satu antara pimpinan dan bawahannya.

Dari kasus Brigadir Petrus  dan deretan kasus lain yang telah muncul sebelumnya, Komisi III berharap kepolisian mengambil sikap tegas. Yakni memperketat proses seleksi, termasuk mengevaluasi sistem pembinaan dan pengawasan seluruh anggotanya. Terutama memperbaiki pola hubungan antara pimpinan dan bawahan.

Sebelumnya Kapolda Kalimantan Barat, Brigjen Pol Arief Sulistyanto menduga Brigadir Petrus Bakus, anggota Sat Intelkam Polres Melawi, Kalimantan Barat yang tega memutilasi dua anaknya alami ganguan mental Skizofrenia.Walaupun itu dibantah oleh Kapolri namun kenyataanya perilaku sadis pelaku yang tega memutilasi anggota tubuh dua buah hatinya tetap tidak diterima akal sehat.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement