Kamis 24 Mar 2016 15:19 WIB

Soal Serangan di Brussels, Dubes Rusia: Tak Ada Kaitannya dengan Islam

Rep: Gita Amanda/ Red: Bilal Ramadhan
Suasana Bandara Zaventem di Brussels setelah serangkaian ledakan mengguncang bandara itu dan stasiun metro kota, Belgia, Selasa (22/3).
Foto: AFP/ Thierry Monasse
Suasana Bandara Zaventem di Brussels setelah serangkaian ledakan mengguncang bandara itu dan stasiun metro kota, Belgia, Selasa (22/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kedutaan Besar Rusia di Indonesia menyatakan rasa simpati dan solidaritasnya atas insiden serangan bom di Brussels yang menewaskan 34 jiwa. Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Galuzin mengatakan, aksi teror yang terjadi di ibu kota Belgia tersebut tak ada hubungannya dengan Islam.

"Teror di Brussels berupaya menggunakan Islam untuk membenarkan aksi terorisme mereka. Padahal, aksi teror itu tak ada hubungannya dengan Islam sebagai agama damai. Aksi terorisme adalah kejahatan," kata Galuzin kepada wartawan di kediamannya di Jakarta, Kamis (24/3).

Ia menyatakan rasa simpati dan solidaritasnya pada masyarakat Belgia atas hari berat yang harus mereka lalui saat serangan, Selasa (22/3) lalu. Presiden Rusia Vladimir Putin, menurut Galuzin, telah mendengar berita menyedihkan tentang yang terjadi di ibu kota Belgia tersebut dan menyatakan kesedihannya.

"Presiden saya mengucapkan belasungkawa terkait tragedi ini. Ia meminta masyarakat internasional bersatu melawan terorisme," ujarnya.

Galuzin menambahkan bahwa ia mendukung seruan Pemerintah Indonesia untuk bersama-sama melawan terorisme. Menurutnya, hal ini sama persis dengan upaya yang dilakukan Rusia di Suriah, yakni membantu Pemerintah Suriah melawan terorisme.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement