Ahad 27 Mar 2016 16:09 WIB

Calo Tenaga Kerja di Karawang Meresahkan

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Nur Aini
Tenaga kerja terampil Indonesia - ilustrasi
Tenaga kerja terampil Indonesia - ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Sejumlah warga asli Kabupaten Karawang, mengeluhkan sulitnya mencari pekerjaan di wilayah itu. Padahal, Karawang merupakan daerah industri terbesar di Jawa Barat. Kalaupun ada lowongan kerja, calon tenaga kerja ini harus mengeluarkan uang pelicin yang diberikan kepada oknum pengurus karang taruna.

Isnaini (22 tahun), warga Kecamatan Teluk Jambe Barat, mengaku, sudah berbulan-bulan dirinya mencari pekerjaan dari pabrik ke pabrik. Tapi, jawabannya sama, sedang tidak ada lowongan. Dua pekan kemarin, dia mendapat informasi lowongan kerja di salah satu pabrik sepatu asal Korea, di Kecamatan Purwasari. Namun, yang jadi kendala, untuk masuk kerja ke pabrik itu harus ada uang pelicin sebesar Rp 5 juta.

"Rp 5 juta itu, diminta oleh pengurus karang taruna," ujarnya, kepada Republika.co.id, Ahad (27/3).

Akan tetapi, setelah uang diberikan sampai saat ini Isna, tak juga dipanggil untuk bekerja di perusahaan tersebut. Padahal, dia sudah berharap, dengan adanya uang pelicin ini bisa memuluskan jalannya untuk jadi karyawan di pabrik sepatu itu.

Sementara itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Karawang, Ahmad Suroto, mengatakan, pihaknya sudah mengeluarkan kebijakan informasi dan penerimaan tenaga kerja lewat satu pintu. Artinya, lamaran ke perusahaan disampaikan lewat Disnaker yang selanjutnya tes seleksi, akan  dilaksanakan di kantor Disnaker.

"Layanan satu pintu ini, untuk memotong mata rantai percaloan tenaga kerja," ujarnya.

Kebijakan ini, sudah diberlakukan terhitung Januari kemarin. Bahkan, sampai sekarang setiap pekannya Disnaker bersama perusahaan mengadakan tes terhadap calon tenaga kerja. Tak hanya itu, tenaga kerja yang diprioritaskan ini merupakan penduduk asli Karawang.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement