REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisioner Kepolisian Nasional (Kompolnas) Edi Saputra Hasibuan menilai bahwa Polri sudah bersikap terbuka dalam mengusut kasus kematian terduga teroris Siyono.
"Saya lihat kapolri sudah sangat terbuka dalam menangani kasus ini. Beliau memberikan perhatian khusus terhadap kasus ini," kata Edi Saputra Hasibuan di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (12/4).
Menurutnya, keterbukaan polisi dalam kasus tersebut dapat dilihat dari beberapa kali pernyataan kepolisian ke publik melalui media massa terkait kasus tersebut yang dinilainya cukup baik dan Kapolri Jenderal Badrodin Haiti yang membuka diri terhadap proses otopsi Siyono yang diprakarsai PP Muhammadiyah.
Tak hanya masyarakat, menurutnya, Polri juga menginginkan pengusutan kasus Siyono bisa selesai dan jika ada pihak yang bersalah dapat cepat terungkap karena kasus ini menyangkut kepercayaan masyarakat kepada korps berbaju coklat tersebut.
Edi meminta masyarakat memberi waktu bagi kepolisian untuk mendalami dan memeriksa kemungkinan adanya pelanggaran prosedur dalam penangkapan Siyono.
"Saya kira polisi akan menyampaikan perkembangan kasusnya kepada masyarakat. Masyarakat ada baiknya memberi waktu bagi Polri untuk melakukan pendalaman dan pemeriksaan kepada oknum yang diduga melakukan pelanggaran prosedur," jelasnya.
Sementara Kompolnas juga terus memantau perkembangan kasus ini. Terduga teroris Siyono, warga Dukuh, Desa Pogung, Kabupaten Klaten setelah ditangkap oleh Densus 88 Mabes Polri dikabarkan meninggal dunia di Jakarta, Jumat (11/3). Pihak keluarga, terutama istri Siyono, Suratmi, meminta keadilan terkait dengan meninggalnya suaminya.