Selasa 12 Apr 2016 16:30 WIB

Kompolnas: Polri Sudah Terbuka Soal Kasus Siyono

 Komisioner Komnas HAM, Siane Indriani menujukkan hasil autopsi dari tim forensik Muhammadiyah terhadap jenazah Siyono di kantor Komnas HAM RI, Jakarta, Senin (11/4). (Rakhmawaty La'lang)
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Komisioner Komnas HAM, Siane Indriani menujukkan hasil autopsi dari tim forensik Muhammadiyah terhadap jenazah Siyono di kantor Komnas HAM RI, Jakarta, Senin (11/4). (Rakhmawaty La'lang)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisioner Kepolisian Nasional (Kompolnas) Edi Saputra Hasibuan menilai bahwa Polri sudah bersikap terbuka dalam mengusut kasus kematian terduga teroris Siyono.

"Saya lihat kapolri sudah sangat terbuka dalam menangani kasus ini. Beliau memberikan perhatian khusus terhadap kasus ini," kata Edi Saputra Hasibuan di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (12/4).

Menurutnya, keterbukaan polisi dalam kasus tersebut dapat dilihat dari beberapa kali pernyataan kepolisian ke publik melalui media massa terkait kasus tersebut yang dinilainya cukup baik dan Kapolri Jenderal Badrodin Haiti yang membuka diri terhadap proses otopsi Siyono yang diprakarsai PP Muhammadiyah.

Tak hanya masyarakat, menurutnya, Polri juga menginginkan pengusutan kasus Siyono bisa selesai dan jika ada pihak yang bersalah dapat cepat terungkap karena kasus ini menyangkut kepercayaan masyarakat kepada korps berbaju coklat tersebut.

Edi meminta masyarakat memberi waktu bagi kepolisian untuk mendalami dan memeriksa kemungkinan adanya pelanggaran prosedur dalam penangkapan Siyono.

"Saya kira polisi akan menyampaikan perkembangan kasusnya kepada masyarakat. Masyarakat ada baiknya memberi waktu bagi Polri untuk melakukan pendalaman dan pemeriksaan kepada oknum yang diduga melakukan pelanggaran prosedur," jelasnya.

Sementara Kompolnas juga terus memantau perkembangan kasus ini. Terduga teroris Siyono, warga Dukuh, Desa Pogung, Kabupaten Klaten setelah ditangkap oleh Densus 88 Mabes Polri dikabarkan meninggal dunia di Jakarta, Jumat (11/3). Pihak keluarga, terutama istri Siyono, Suratmi, meminta keadilan terkait dengan meninggalnya suaminya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement