REPUBLIKA.CO.ID,BARCELONA -- Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah meningkatkan dana kemanusiaan 2016 ke rekor 21,6 miliar dolar AS dari 19,7 miliar dolar AS. Hal ini dikarenakan terjadinya bencana termasuk topan yang menghancurkan Fiji dan gempa bumi yang melanda Ekuador, serta dampak mendalam El Nino.
Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengatakan, dana tersebut akan digunakan untuk membantu 95,4 juta orang paling terdampak konflik dan bencana alam di 40 negara. Meskipun total ada 130 juta orang yang membutuhkan bantuan.
Di tengah kebutuhan yang terus meningkat, dana kemanusiaan 2016 sejauh ini hanya memenuhi seperempat dari total yang diminta, sehingga masih kurang 16,1 miliar dolar AS. "Kekurangan dana membahayakan kehidupan orang-orang yang terkena dampak konflik dan bencana," kata Koordinator Bantuan Darurat PBB Stephen O'Brien dalam laporan pertengahan tahun.
OCHA mengatakan, krisis sedang tumbuh seperti kekeringan dan dampak abadi lain dari fenomena El Nino yang kini telah berakhir di selatan dan timur Afrika, Amerika Tengah, dan Pasifik.
Saat ini, sebanyak 2,5 miliar dolar AS dibutuhkan untuk membantu 60 juta orang terdampak El Nino di 22 negara. Sejauh ini pada 2016, rencana bantuan yang paling didanai mencakup Republik Afrika Tengah (14 persen), Zimbabwe (sembilan persen), dan Gambia yang tidak menerima dana sejak 2015.
Dalam beberapa bulan terakhir, lembaga PBB memberikan perhatian ke Lake Chad Basin mencakup Kamerun, Chad, Niger dan Nigeria. Krisis kemanusiaan besar lain yang membutuhkan pendanaan yakni dampak konflik Yaman, Sudan Selatan, Sudan, dan Irak.