REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Kelompok Gulen disinyalir menjadi motor dibalik kudeta militer Turki untuk menggulingkan Pemerintahan Presiden Reccep Tayyip Erdogan.
The Guardian melaporkan, seorang sumber di lingkaran Presiden Reccep Tayyip Erdogan menyampaikan kepada media di London, Inggris, tentang kelompok Gulen yang menginfiltrasi militer dan melakukan serangkain kegiatan yang dilarang oleh yang pemerintahan sah saatini.
"Ada beberapa Gulenis (anggota kelompok gulen) terkenal yangmengisyaratkan pemberontakan dalam beberapa bulan terakhir," demikian kata sumber tersebut, Sabtu (16/7).
Meski demikian, belum ada pernyataan resmi daripemerintahan di Ankara, soal siapa dalang dibalik aksi militer yang saat ini sedang menguasai ibu kota untuk menggulingkan Pemerintahan Perdana Menteri Binali Yildirim dan Presiden Erdogan.
Akhir Mei lalu, Presiden Erdogan menyatakan kelompok Gulen sebagai faksi politik ilegal. Bahkan, dikatakan presiden dari Partai Keadilan dan Pembangunan Turki (AKP) itu, kelompok Gulen merupakan bagian dari aksi terorisme di negara itu.
Turki resmi melarang dan menyatakan anggota Gulen sebagai kelompok terorisme. Kelompok Gulen diketahui berbasis di Washington, Amerika Serikat (AS) namun kerap melakukan aktivitas politik di Turki.
Kelompok tersebut dikuasai oleh seorang agamawan bernama Fethullah Gulen yang saat ini mendapat perlindungan dari Gedung Putih. Pemerintah Turki beberapa kali mendesak agar Washington mengekstradisi Gulen untuk diadili dipengadilan, tapi permintaan tersebut kerap ditentang oleh 'Paman Sam'.