REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Karopenmas Mabes Polri Brigjen Agus Rianto mengatakan pimpinan kelompok Khitabah Gonggong Rebus, GRD yang ditangkap di Batam diduga merencanakan aksi penyerangan bom ke Singapura.
Aksi tersebut berhasil digagalkan dengan tertangkapnya GRD berserta kelima anggotanya Jumat (5/8) pagi tadi. Serangan tersebut rencananya akan menggunakan roket yang mana akan dilakukan dari Batam ke Singapura. Namun terkait dengan keberadaan roket itu sendiri hingga saat ini masih dalam pendalaman.
"Ditangkap pukul 08.00 WIB, siang ini baru akan dilakukan menggeledah," ujar Agus di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (5/8).
Penggeledahan ini kata dia karena enam orang tersangka tersebut diamankan sedangkan beranda di wilayah Batam center dan Batu Aji. Sehingga kemudian harus dilakukan penggeledahan di lokasi-lokasi lainnya.
"Penggeledahan di lokasi-lokasi yang tentunya sudah diketahui penyidik dalam hal ini Densus 88 dan Polda, kita tunggu perkembangannya," ujar Agus.
Mudah-mudahkan kata dia dari penggeledahan tersebut dapat ditemukan bukti -bukti yang mendukung seperti dokumen dan beberapa informasi lainnya. "Apakah benar ada, atau seperti apa, di mana mereka menyimpan (roket) dan kapan penyerangannya," jelas dia.
Karena tambahnya informasi yang didapat sementara ini bahwa GRD diduga menjalin komunikasi dengan teroris Bahrun Naim di Suriah. Diduga juga GRD yang melakukan penyerangan di beberapa tempat atas perintah BN.
"Termasuk merencanakan bom bunuh diri dengan sasaran tempat keramaian dan objek vital termasuk di dalamnya Kantor-kantor kepolisian," ujarnya.