REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat mulai mengambil tindakan pascapermintaan ekstradisi Fethullah Gulen, Jumat (19/8). Kementerian Peradilan akan mengirim tim ke Turki untuk menyelidiki tuduhan pemerintah Recep Tayyip Erdogan.
Bloomberg News mengutip seorang pejabat yang mengatakan ini adalah perkembangan pertama dari permintaan Turki. Erdogan menuduh Gulen berada di balik upaya kudeta. Gulen kerap menyangkal.
Informasi ini belum diverifikasi secara resmi. Washington Post juga mengutip pejabat anonim dari Kementerian Peradilan. Ia mengatakan permintaan ekstradisi dari Ankara hanya merujuk pada tuduhan aktivitas sebelum terjadinya kudeta.
"Ini sebenarnya terkait tuduhan aktivitas kriminal tertentu yang terjadi sebelum kudeta bulan lalu," kata dia.
Baca juga, Ini Bukti-Bukti Keterlibatan Gulen dalam Kudeta Versi Otoritas Turki.
Dalam perkembangan terbaru pada Jumat, pejabat Azerbaijan mengatakan telah menangkap empat orang terkait gerakan Gulen. Mereka dituduh menyalahgunakan kekuasaan saat bekerja untuk perusahaan ponsel.
Mereka dilaporkan membocorkan informasi pribadi pelanggan dan riwayat panggilan. Saat melakukan penggeledahan, penyidik menemukan literatur religius, brosur dan bahan berisi pidato Fethullah Gulen.
Azerbaijan adalah sekutu dekat Turki yang mulai membuka penyelidikan terhadap pendukung Gulen di sana. Bulan lalu, Azerbaijan menutup saluran televisi swasta yang berencana menyiarkan wawancara dengan Gulen.