Jumat 02 Sep 2016 19:13 WIB

Wagub: Penangkapan Gatot Brajamusti Coreng Nama NTB

Ketua Umum Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI) Gatot Brajamusti alias AA Gatot (kanan) berada di kendaraan usai mengikuti penggeledahan di rumahnya di kawasan Pondok Indah, Jakarta, Kamis (1/9).
Foto: Antara/ Muhammad Adimaja
Ketua Umum Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI) Gatot Brajamusti alias AA Gatot (kanan) berada di kendaraan usai mengikuti penggeledahan di rumahnya di kawasan Pondok Indah, Jakarta, Kamis (1/9).

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Wakil Gubernur H Muhammad Amin mengaku prihatin dan menyesalkan tertangkapnya Ketua Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI) Gatot Brajamusti dan sejumlah artis lain karena kasus narkoba. Ia mengaku khawatir dapat mencoreng nama Nusa Tenggara Barat.

"Tentu kami sangat prihatin dan menyesalkan, karena kita sudah sangat welcome menerima acara Parfi di gelar di NTB. Apalagi ketika itu saya hadir membuka acara, tetapi tahu besoknya sudah ada penangkapan," kata Muhammad Amin di Mataram, Jumat (2/9).

Menurut Amin, NTB sudah dikenal dunia meraih dua penghargaan Best Halal Distination dan Best Halal Honeymon Distination, namun dengan peristiwa itu kini daerah menjadi tercoreng oleh Gatot Brajamusti beserta rekan lainnya.

"Jangan di saat kita sedang gencar-gencarnya membangun wisata MICE, terus ada perilaku seperti itu. Mestinya, sebagai seorang artis mampu menjadi panutan dan jadi Duta Anti Narkoba bagi masyarakat terutama generasi penerus," tegasnya.

Amin mengaku tidak ingin dengan tertangkapnya para artis tersebut, nantinya nama NTB dianggap sebagai daerah yang ramah terhadap narkoba.

"Tapi sukurnya setelah saya berkoordinasi melalui telepon dengan Kapolda dan Kepala BNN NTB soal asal barang haram yang didapatkan. Jawaban yang saya terima narkoba dibawa dari luar daerah," jelas Muhammad Amin.

Untuk itu, agar mencegah kasus tersebut, Wagub NTB berharap para pelaku narkoba bisa di hukum berat. Karena jika tidak, ia khawatir generasi muda Indonesia, khususnya NTB akan semakin terjerumus dan semakin rusak oleh barang haram tersebut.

"Ini yang kita tidak inginkan terjadi. Makanya bila perlu di hukum berat para pelaku narkoba," ucap Muhammad Amin.

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement