Jumat 04 Nov 2016 09:11 WIB

Stasiun Bekasi Dipadati Massa Aksi 4 November

Rep: Kabul Astuti/ Red: Hazliansyah
Massa aksi damai Bela Agama yang akan menuju Masjid Istiqlal, Jakarta, memadati Stasiun Bekasi, Jumat (4/11).
Foto: Kabul Astuti
Massa aksi damai Bela Agama yang akan menuju Masjid Istiqlal, Jakarta, memadati Stasiun Bekasi, Jumat (4/11).

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Stasiun Bekasi, Jalan Ir H Juanda, Kota Bekasi dipadati ribuan umat Islam berpakaian putih-putih yang akan mengikuti Aksi Bela Islam II. Massa dari kota dan kabupaten Bekasi hendak berangkat ke Jakarta menggunakan KRL Commuter Line.

Banyak yang membawa bendera, poster, dan mengenakan atribut ormas. Antrian di loket berjubel, bahkan mengular panjang. Tak hanya umat berpakaian putih-putih, ada pula ormas yang mengenakan pakaian adat Betawi.

Atik Yustiani (23 tahun) datang dari Cikarang, Kabupaten Bekasi bersama delapan orang teman pengajiannya. Ia berangkat dari Cikarang pada pukul 07.00 WIB dengan menumpang angkutan umum. Atik sudah antre tiket selama hampir setengah jam.

"Membela agama Allah. Menuntut keadilan buat agama Allah yang dilecehkan. Kalau misalkan negara sudah mengadili mungkin aksi 4 November ini nggak bakalan terjadi," kata Atik kepada Republika.co.id, Jumat (4/11), yang diamini oleh teman-temannya.

Atik yakin aksi kali ini akan berlangsung damai seperti aksi sebelumnya. Ia mengatakan, kedatangan massa ke ibukota mempunyai tuntutan tunggal, yakni keadilan bagi agama Allah. Ia sudah mempersiapkan bekal minuman, makanan, dan obat-obatan. "Yang penting niat bismillah."

Ibnu (54 tahun) datang dari Margahayu, Bekasi timur. Demi mengikuti aksi 4 November, Ibnu menutup kiosnya dan berangkat dari rumah pada pukul 07.00 WIB. Ia membawa beberapa bekal minuman, makan, dan peralatan shalat.

Ibnu menyatakan niatnya mengikuti aksi 4 November untuk meramaikan panggilan kaum Muslimin. Ia mendukung tuntutan massa umat Islam agar negara segera melakukan proses hukum terhadap Basuki Tjahaja Purnama. Lelaki 54 tahun ini takjub melihat semangat umat Islam untuk ikut aksi 4 November.

"Kesadaran beragama dan ketauhidan mereka sudah mulai terbuka, agama tidak hanya berdasarkan tradisi. Sekarang semua beragama berdasarkan ilmu," kata Ibnu.

Ia yakin tidak akan ada kerusuhan. Menurutnya, umat Islam berangkat dengan rasa damai dari rumah masing-masing.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement