Jumat 25 Nov 2016 19:02 WIB

Pernyataan Kapolri Soal Makar Dinilai Blunder

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Bayu Hermawan
  Sekretaris PP Pemuda Muhammadiyah, Pedri Kasman (kanan)
Foto: Republika/Yasin Habibi
Sekretaris PP Pemuda Muhammadiyah, Pedri Kasman (kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tuduhan adanya makar yang dilontarkan Kapolri Jenderal Tito Karnavian dalam aksi 2 Desember dinilai terlalu mengada-ada. Kapolri pun dianggap tidak tepat menyampaikan hal tersebut ke publik.

"Jika pun ada indikasi makar, seharusnya aparat bertindak cepat mengantisipasi itu melalui intelijen. Kapolri tidak dalam kapasitasnya menurut saya menyampaikan itu di publik. Justru tindakan Kapolri blunder," ujar Sekretaris Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Pedri Kasman kepada Republika.co.id, Jumat (25/11).

Menurutnya apabila benar sudah ada indikasi makar, maka hal tersebut menjadi tupoksi TNI dan Badan Intelijen Negara (BIN). Nyatanya, kata Pedri, baik Panglima TNI Gatot Nurmantyo, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, dan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto membantah adanya isu makar tersebut.

Pedri sendiri melihat hingga kini belum ada tanda-tanda makar. Makar adalah perebutan kekuasaan secara paksa. Tudingan itu pun tidak boleh sembarangan. "Tuduhan Kapolri sudah keterlaluan dan dia harus membuktikannya secara bertanggungjawab," katanya,

Pedri melihat pernyataan-pernyataan Kapolri belakangan sudah tidak proporsional dan memperlihatkan kepanikan. "Jawabannya sebenarnya sederhana, yaitu tegakkan keadilan hukum, tahan Ahok segera. itu saja tuntutan rakyat kok," ujarnya.

Polri dan jajarannya pun diminta menghentikan upaya menghalang-halangi rencana aksi 212. Pasalnya Pemuda Muhammadiyah mendapatkan informasi dari daerah banyak tindakan aparat yang tidak benar misalnya dengan melarang PO bus menyewakan busnya untuk ke Jakarta. "Ini sudah enggak benar," ucapnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement