REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden ke-5 RI BJ Habibie mengapresiasi aksi damai yang digelar pada 2 Desember beberapa waktu lalu. Menurut Habibie, aksi tersebut menunjukan adanya energi positif di Tanah Air.
"Tanggal 2 Desember itu saya dapat informasi lebih dari tujuh juta orang termasuk Presiden Republik Indonesia, termasuk juga golongan yang masuk Islam juga bukan yang mayoritas dipandang dari sudut keturunan tapi juga ya minoritas ikut turun berarti betul-betul tercermin bahwa kita bisa bersinergi positif," katanya di Silaknas ICMI di Ancol, Jakarta, Jumat (9/12)
Habibie pun mengingatkan agar masyarakat tak mudah terpancing oleh kelompok manapun yang berniat merusak persatuan dan kesatuan bangsa. Persatuan yang selama ini terjalin di dalam masyarakat Indonesia, kata dia, haruslah dijaga. Sehingga negara ini dapat menjadi negara yang unggul dibandingkan negara-negara lainnya.
"Jangan mau terpancing oleh orang-orang atau golongan di manapun dia berada yang tidak menguntungkan persatuan dan kesatuan bangsa dan itu adalah syarat mutlak yang harus dipenuhi kalau mau menjadi unggul," ujarnya.
Seperti diketahui, aksi damai pada 2 Desember lalu digelar dengan melaksanakan shalat Jumat bersama. Aksi ini menuntut penahanan tersangka kasus dugaan penistaan agama, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Dalam aksi ini juga turut dihadiri Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan juga Wapres Jusuf Kalla.