Rabu 01 Feb 2017 15:07 WIB

Dianggap tak Hormati Ulama, Ahok: Bingung Gue

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Bayu Hermawan
Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok berbincang dengan kuasa hukumnya saat menjalani sidang lanjutan kasus dugaan penistaan agama di Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta, Selasa (24/1).
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok berbincang dengan kuasa hukumnya saat menjalani sidang lanjutan kasus dugaan penistaan agama di Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta, Selasa (24/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Terdakwa kasus dugaan penistaan agama, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) merasa telah diadu domba terkait sikapnya yang dianggap tidak menghormati Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma'ruf Amin dalam persidangan Selasa (31/1) kemarin. Ia menilai seharusnya yang meminta maaf adalah pihak yang mengadu domba.

"Aku enggak ngerti kenapa kita yang minta maaf. Itu yang penghasut adu domba yang adu domba kan jubir (juru bicara pasangan calon lain) memang kita ada apa? Enggak ada apa-apa kok. Bingung gue. Yang makanya harus meredakan suasana itu yang adu domba itu yang dilempengin," tegas Ahok saat kampanye blusukan di Marunda, Cilincing, Jakarta Utara, Rabu (1/2).

Meskipun seperti itu, lanjut Ahok, dirinya memastikan akan selalu menghormati para ulama-ulama besar termasuk Ma'ruf Amin. Ahok pun meminta maaf jika terkesan memojokan KH Ma'ruf Amin dalam persidangan kemarin.

"Meskipun beliau dihadirkan kemarin oleh Jaksa sebagai Ketua Umum MUI, saya mengakui beliau juga sesepuh NU. Dan saya menghormati beliau sebagai sesepuh NU, seperti halnya tokoh-tokoh lain di NU, Gus Dur, Gus Mus, tokoh-tokoh yang saya hormati dan panuti," katanya.

Calon gubernur DKI Jakarta nomor urut dua itu menjelaskan, sudah seharusnya di dalam persidangan setiap saksi yang hadir akan dipanggil dengan sebutan saudara saksi. "Hakim sama Pak Jaksa aja di sidang bilang pak kiai panggil saudara saksi," ucap Ahok.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement