Jumat 03 Feb 2017 14:31 WIB

SBY Dituding Pesan Fatwa Penistaan Agama, Ulil: Tuduhan Bengis

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Bayu Hermawan
Ulil Abshar Abdalla
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Ulil Abshar Abdalla

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Pentolan JIL Ulil Abshar Abdalla menilai, tidak ada yang salah dengan pembicaraan antara Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dengan Ketuai MUI KH Ma'ruf Amin soal kunjungan Agus Yudhoyono.

Tapi, dirinya yakin tidak ada pembicaraan mengenai SBY memesan fatwa dari MUI mengenai dugaan penodan agama oleh Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Sebab, ia menyatakan SBY tidak mungkin 'menyetir' MUI, karena sudah tidak lagi menjadi penguasa.

''SBY sekarang bukan penguasa. Dia tak punya kapasitas untuk 'menyetir' MUI," kata Ulil, melalui akun twitternya, Jumat (3/2).

Ulil melanjutkan, ketika Kiai Maruf membantah adanya pembicaraan denga SBY di pengadilan, yang dibantah adalah adanya telepom soal pesanan fatwa. Namun, soal pembicaraan mengenai kunjungan AHY ke PBNU antara SBY dan Kiai Maruf memang dibenarkan, tapi itu tidak terkait fatwa.

''Jadi, ketika pengacara Ahok menuduh Kiai Maruf berbohong soal adanya pembicaraan dengan SBY per telepon, mereka jelas ceroboh dengan tuduhan itu,'' jelasnya.

Secara pemikiran, Ulil mengaku berseberangan dengan Ma' ruf hingga saat ini. Tapi dirinya tidak terima kalau Makruf dituduh bohong oleh pengacara Ahok. Karena Ma'ruf sama sekali tidak bohong mengenai tidak ada pesanan dari SBY untuk mengeluarkan fatwa.

''Tapi tampaknya pengacara Ahok yakin benar ada bukti bahwa SBY memesan fatwa dari MUI soal Ahok. Kita tunggu saja buktinya,'' ucap dia.

Bukti itu pun perlu digelar secara publik, agar tuduhan pihak bahwa SBY ada di balik fatwa MUI soal Ahok bisa dikubur. ''Ini tuduhan bengis,'' tegasnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement