REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat Donald Trump meminta penasihat keamanan nasionalnya, Michael Flynn mengundurkan diri setelah tidak mempercayainya, Selasa (14/2). Juru bicara Gedung Putih, Sean Spicer mengatakan Trump tidak bisa memberikan kesempatan lagi.
Sehari setelah pengunduran diri Flynn, Spicer menyebut Trump sudah tahu kasus penasihat kemanannya itu yang menyesatkan Wakil Presiden Mike Pence. "Ia meninjaunya selama beberapa pekan," kata Spicer. Hingga sampai saat Trump kehilangan kepercayaan.
Flynn tidak menyampaikan semua informasi tentang percakapannya dengan Duta Besar Rusia untuk AS. Juru bicara Mark Lotter mengatakan Pence baru mengetahui informasi yang ia peroleh tidak lengkap setelah muncul dalam berita.
Flynn mengundurkan diri pada Senin setelah Trump memintanya. Menurut Spicer, Trump akan memilih penasihat keamanan nasional baru pada akhir pekan ini.
Anggota Dewan Adam Schiff mengatakan Trump bereaksi karena ada perhatian media. Politikus Demokrat ini mengatakan Trump tidak fokus pada kesalahan Flynn.
"Alasan mereka kehilangan kepercayaan pada Jenderal Flynn hanya saat kebohongan itu diketahui publik," kata Schiff pada MSNBC. Flynn dikenal sebagai advokat yang bisa membuat hubungan dengan Rusia jadi lebih baik dan seorang anti-ISIS.
Baca juga, Trump Sebelumnya Telah Diingatkan Soal Flynn.
Kementerian Peradilan telah memperingatkan Gedung Putih sejak Januari bahwa Flynn menyesatkan Pence. Ia mengaku tidak mendiskusikan sanksi AS terhadap Rusia dengan Duta Besar Sergei Kislyak. Padahal mereka membahasnya.
Percakapan mereka direkam oleh intelijen AS. Otoritas mengatakan tindakan Flynn ini berpotensi melanggar hukum. FBI telah menginterogasi Flynn terkait masalah ini. Percakapan Flynn dan Kislyak dilakukan sebelum Trump menjabat.