Senin 20 Feb 2017 16:57 WIB

Kotawaringin Timur Darurat Prostitusi Online

Prostitusi online.    (ilustrasi)
Foto: Republika/Mardiah
Prostitusi online. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SAMPIT  -- Kabid Ketertiban Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah Punding menilai, daerah tersebut sudah masuk dalam kategori darurat prostitusi online.

"Saya katakan darurat karena dalam prostitusi online yang ada di wilayah Kotawaringin Timur itu wanita yang ditawarkan tidak hanya gadis usia dewasa dan remaja saja, namun ada yang masih usia sekolah SMP," katanya.

Punding mengungkapkan, kondisi tersebut tentunya sangat memprihatinkan, dan harus diberantas hingga tuntas sampai ke mucikari atau perantara wanita penghibur melalui media sosial.

Tugas aparat penegak hukum dan pemerintah daerah semakin bertambah karena sekarang Kotawaringin Timur tidak hanya darurat narkoba.  Jaringan prostitusi di Kotawaringin Timur diperkirakan cukup luas dan sangat rapi dalam pengoperasiannya. Hal itu untuk menghindari terlacak aparat.

Beberapa anggota jaringan prostitusi online juga diyakini ada dari kalangan pelajar. "Jadi ada beberapa kasus yang coba kita selidiki belum lama ini, remaja berstatus pelajar sepulang sekolah ijin dengan orangtuanya, dengan alasan ada jam tambahan belajar disekolah tetapi pada kenyataannya oknum pelajar itu justru menjadi salah satu anggota dari komunitas yang dimaksud," katanya.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Kotawaringin Timur, Amrul Hadi, mengaku prihatin dengan kondisi tersebut, dam meminta kepada para orangtua untuk memperketat pengawasan terhadap anaknya.

"Sebaiknya jika ingin memberikan ponsel kepada anak jangan terlalu canggih, tujuannya untuk memproteksi anak dari dampak teknologi yang mengarah ke prostitusi online dan pornografi," terangnya.

Amrul Hadi meminta kepada para orangtua, selain pengawasan ketat juga membekali putra-putrinya ilmu agama agar terhindar dan tidak terlibat pada hal-hal negatif.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement